Alkisah diceritakan terjadi dialog antara mantan ibu negara dan ibu negara dari sebuah negara nun jauh di seberang lautan. Kebetulan acara arisan PINSET (Persatuan Ibu Negara SEkarang dan Terdahulu) sedang rehat makan siang. Seorang mantan ibu negara (MIN) mendekati ibu negara sekarang (INS).
MIN: “Bagaimana kabarnya, jeng, sehat-sehat saja? Tambah cantik saja perasaan..”
INS: “Ah, bisa aja nih, jeng, memuji. Alhamdulillah sehat-sehat saja. Kalau jeng sendiri bagaimana? Sehat juga kan..?” (tersenyum sambil nutul-nutulkan tisu di pipinya pelan).
MIN: “heu.. heu… iya, Alhamdulillah saya juga sehat. Eh, bagaimana itu cerita tentang media sosial? Gak usah diambil hati lah, jeng. Pusing nanti mikirin orang-orang gak jelas.” (tertawa sambil nutul-nutulkan tisu juga di bibirnya).
INS: “Iyalah, jeng. Saya gak ambil hati kok, jeng. Gak ngira aja, mereka kok tega-teganya bicara seperti itu. Gak nglihat apa yang mereka bully itu ibu negara..” (agak serius, ambil tisu lagi nutul-nutulkan lagi tisu di pipinya).
MIN: “Iya, ya. Anak-anak sekarang banyak yang gak tau sopan santun. Makanya saya gak mau ikutan main media sosial. Takut gak bisa ngontrol emosi, jeng… ihihihi… ups! (kali ini bu mantan keceplosan tertawa…. Qiqiqi).
Pembicaraan tiba-tiba berhenti karena loudspeaker di ruang pertemuan itu terdengar pengumuman dari panitia Arisan PINSET. Acara selanjutnya adalah pengocokan kaleng arisan untuk menentukan siapa yang bulan ini dapat arisan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H