Mohon tunggu...
tari angriani
tari angriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas palangkaraya

ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konsep Kota Kreatif yang Kontekstual

6 Oktober 2023   17:04 Diperbarui: 6 Oktober 2023   17:12 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. dari kota/kabupaten  menuju Kawasan Kreatif

a. definisi Kota Kreatif

Awal Kota Kreatif (Landry dan Bianchini 1995) sesungguhnya memperingatkan tentang "krisis perkotaan", mengakui "masa transisi" dan menyerukan pemikiran yang lebih holistik dan penerimaan risiko yang lebih besar saat menanggapi tantangan kota. Untuk menemukan peluang yang tak terduga, pendekatan kreatif diperlukan untuk menantang penilaian berlebihan peran rasionalitas instrumental dalam pembuatan kebijakan. Juga diindikasikan bahwa tata kelola perkotaan dan pembangunan kota harus fokus pada penggunaan sumber daya lokal secara cerdas daripada formula global.

menurut Landry,  kota kreatif adalah kota yang didalamnya terdapat individu individu kreatif yang melakukan segala sesuatu dengan cara yang kreatif.  Kota kreatif adalah tempat yang menciptakan kondisi dimana orang dapat berpikir, merencanakan, dan bertindak dengan imajinasi

Kota kreatif dapat terwujud secara optimal dengan kegiatan ekonomi kreatif, ada kebijakan, kelas kreatif, disertai dengan lingkungan kreatif  dukungan wujud kota kreatif membutuhkan perangkat keras seperti infrastruktur dan perangkat lunak seperti tenaga kerja yang memiliki kompetensi.

b. Konsep Kota kreatif

Lahirnya konsep Kota Kreatif berawal dari buah pikiran Charles Landry dan Franci Bianchini yang tertulis dalam buku "The Creative City". Menurut Landry dan Bianchini, bagi kota yang ingin menjadi sebuah Kota Kreatif dapat melakukan 7 langkah dalam usahanya untuk menciptakan lingkungan dan atmosfir kota yang kreatif diantara lain :

  • Mengubah rintangan menjadi kreativitas, Tantangan dapat diubah menjadi sumber daya pemikiran inovatif dengan mengkajinya secara kritis dan imajinatif, yang mengarah pada penemuan penyelesaian melalui pemikiran inovatif. Dengan demikian, tantangan bukan sekedar hambatan, namun juga menjadi motivasi untuk menumbuhkan pemikiran inovatif
  • menciptakan lebih banyak lagi individu-individu kreatif, Konsep Kota Inovatif ini juga memerlukan individu-individu yang imajinatif, dimana individu-individu tersebut kemudian memanipulasi kota dan sekitarnya, guna menumbuhkan suasana inventif
  • menggunakan katalisator berupa ruang kreatif baik fisik maupun non-fisik, Lingkungan inovatif disini merupakan ruang stimulasi yang memberikan kontribusi terhadap proses inovasi manusia dan ruang yang dapat memfasilitasi kegiatan untuk mentransformasikan konsep menjadi produk inovatif.
  • menyeimbangkan kosmopolitanisme dan lokalisme kota, sebuah kota harus memiliki kemampuan untuk menjaga perpaduan harmonis antara keragaman global dan tradisi regional.
  • partisipasi masyarakat yang tidak hanya selogan, Peran partisipasi di sini adalah untuk menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap lingkungan perkotaan, dimana masyarakat lebih berperan sebagai vested party.
  • penyediaan layanan dan infrastruktur yang baik, Untuk menunjang perencanaan kota, dibutuhkan adanya layanan dan infrastruktur yang baik. Sehingga kelangsungan kegiatan didalam kota tersebut dapat terjaga,
  • menajemen birokrasi yang praktis dan efektif, Dengan birokrasi yang efisien dan produktif maka akan tercipta lingkungan inovatif yang terstruktur dan kohesif, baik dari pihak inovator maupun pihak berwenang.

Tujuan dari konsep pengembangan Kota Kreatif Indonesia adalah untuk memberikan gambaran menyeluruh dan menciptakan jalur bagi kemajuan Kota Kreatif di Indonesia, sedangkan tujuannya adalah untuk menjadi panduan bagi pengembangan Kota Kreatif di Indonesia yang dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan (pemerintah), dunia usaha, akademisi, komunitas kreatif).

c. Parameter Kota Kreatif

Parameter dapat menjadi instrument  yang dapat dikategorikan sebah kota yang berpeluang menjadi kota kreatif

Kota Kreatif menurut UNESCO memiliki beberapa parameter berikut:

1. Fasilitas jejaring yang dilakukan

2.  Kegiatan yang mendukung

3 Peran Akademis dan Pemerintah yang mendukung

4. Program Kota

5. kerja sama kota

6. Ruang kreatif yang tersedia

7. Instansi pendidikan yang terkait

8. Event yang dilakukan

9. Fasilitas yang tersedia untuk kegiatan kreatif

10. Penghasilan terakhir dari sub sector 5 tahun terakhir

Potensi kota kreatif di palangkaraya

di setiap kota memiliki ekonomi kreatif masing masing. sebagaimana kota palangkaraya. palangkaraya memiliki kebudayaan  dan potensi keindahan bentang alam yang sangat luar biasa menjadikan kota sebagai destinasi tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, kota wisata berbasis kebudayaan menjadi keunggulan serta peluang bagi perkembangan industri kreatif .  Kota ini Memiliki beragam potensi yang mampu menunjang pengembangan kemajuan kota. Beberapa bidang ekonomi kreatif berbasis budaya di palangkaraya, ialah, makanan/kuliner khas daerah, kerajinan tangan seperti kerajinan rotan, seni dan musik khas daerah , kain batik khas daerah, aksesoris dan lain lain. Budaya berbasis kreatif mempunyai andil yang cukup besar dalam mengembangkan suatu elemen pembentuk kota menjadi kawasan kreatif.

Setidaknya ada 3 aspek penting yang perlu dilakukan untuk menjadikan sebuah kota menuju kawasan kreatif diantara lain sebagai berikut : 

  • Perencanaan dan pengembangan lingkungan kreatif
  • Pemeliharaan creative class (golongan atau individu kreatif)
  • Pemeliharaan dan pengembangan potensi ekonomi kreatif

Elemen terpenting agar suatu kota/daerah dapat bertransformasi menjadi kota kreatif adalah tenaga kerja serta keberadaan infrastruktur pendukung dan promosi. Terbukti dengan kemajuan sektor-sektor kreatif berbasis budaya di berbagai negara, mereka mempunyai potensi untuk merangsang ekspansi ekonomi, khususnya dalam industri-industri yang berorientasi pada budaya lokal. Oleh karena itu, dukungan pemerintah sangat penting untuk memfasilitasi kemajuan ekonomi kreatif dan transformasi kota menjadi pusat kreatif.

2. Manajemen dan Branding Destinisi

a. Manajemen Destinasi

menurut ( UNWTO 2019, 10; UNWTO 2007 ) Manajemen destinasi adalah "pengelolaan terkoordinasi dari semua elemen yang membentuk destinasi pariwisata (atraksi, fasilitas, akses, pemasaran, dan harga).

Manajemen destinasi adalah proses merencanakan, mengelola, dan mempromosikan citra dan identitas suatu tempat wisata atau destinasi dengan tujuan untuk menarik wisatawan, investasi, dan meningkatkan keuntungan ekonomi. Ini melibatkan strategi pemasaran yang berfokus pada penciptaan citra positif, membedakan destinasi dari yang lain, dan membangun hubungan yang kuat dengan pengunjung.

b. Branding Destinasi

Tujuan dari brand destinasi adalah untuk membangun posisi yang kuat dan global bagi suatu wilayah atau kawasan, mencakup kabupaten atau kota. Brand destinasi berfungsi sebagai representasi potensi suatu daerah, menciptakan identitas. Sebagai bagian dari strategi pemasaran pariwisata daerah, identitas dan slogan dibuat untuk mencerminkan kualitas asli daerah. Destinasi merek bertujuan untuk menumbuhkan kehadiran merek di wilayah tertentu, sehingga memengaruhi persepsi wilayah tersebut baik secara lokal maupun global.

jadi Manajemen dan branding destinasi merupakan prosedur berkelanjutan untuk membangun merek dengan prinsip-prinsip yang menguntungkan yang selaras dengan tujuan pengendalian destinasi wisata. Dalam skenario ini, branding juga membahas bagaimana suatu destinasi dapat menangani persepsi dan kedudukannya dengan memberikan janji (keandalan) kepada wisatawan. Dengan demikian, suatu merek tidak hanya sekedar logo, tetapi juga mencakup seluruh upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam menyampaikan potensi dan nilai suatu destinasi wisata kepada masyarakat luas.

c. Studi kasus 1 Branding Destinasi kabupaten di Kalimantan Tengah

Wisata alam bukit tangkiling, kalimantan Tengah

menurut (Mioi, 2002 ) destinasi  merupakan ruang terpadu yang lebih luas, yang membangun integritas pariwisatanya pada konsep atraksi kumulatif yang, karena kesan yang mereka tawarkan dan infrastruktur pariwisata tambahannya, menjadikannya sebagai hotspot pariwisata.

Bukit tangkiling adalah  satu destinasi yang berada di palangka Raya. Tak hanya memberikan pengalaman mengunjungi Bukit yang memesona bukit tangkiling juga menjadi salah satu yang tepat untuk menikmati landscape keindahan palangkaraya dari ketinggian 198 meter di atas permukaan laut  udara di sekitar bukit tangkiling ini sangat lah sejuk.

Tempat wisata Bukit tangkiling ini mempunyai cerita legenda yang berkembang, di bukit ini terdapat sebuah batu yang menyerupai perahu,  mempunyai kesamaan dengan legenda sangkuriang, konon pada zaman dahulu batu yang berbentuk perahu tersebut adalah sebuah banama yang berubah menjadi batu. Legenda ini bercerita tentang seorang pemuda yang bernama tangkiling yang berubah menjadi batu karena tanpa sadar menikahi seorang perempuan yang tidak lain merupakan ibu kandungnya sendiri, dan membuat para dewa mengutuknya, dan perahu yang di tumpangi nya juga berubah meniadi batu yang di beri nama batu banama ( bahtera ). Suasana di batu banama memang penuh aura mistis hal ini di perkuay dengan berdiri beberapa pasah patahu atau rumah-rumahan kecil tempat meletakkan sasajen berupa makanan dan minuman. Batu tangkiling juga bisa menjadi tempat tujuan wisata religi, menikmati kegiatan outbound, dan di sana juga terdapat beberapa jenis satwa. Harga tiket masuk lokasi wisata ini cukup terjangkau yakni Rp 5.000,00 untuk hari biasa (weekday) dan Rp 7.500,00 untuk akhir pekan (weekend).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun