Mohon tunggu...
Jenviari Duan
Jenviari Duan Mohon Tunggu... -

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Es Goreng Pak Gatot

14 Maret 2014   09:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:57 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Es Goreng Pak Gatot

oleh Jenviari Duan

Alun-alun Kidul merupakan salah satu tempat wisata yang sangat diminati para turis mancanegara maupun lokal. Salah satu daya tarik dari alun-alun Yogyakarta adalah mitos yang menceritakan tentang keberadaan kedua pohon beringin yang berada tepat di tengah alun-alun. Seseorang yang bisa melewati kedua pohon beringin tersebut dengan mata tertutup maka keinginannya akan terkabul, begitulah mitos yang dipercayai oleh sebagian orang hingga saat ini. Selain kedua pohon beringin tersebut ada penyewaan sepeda lampu yang sangat menarik. Penyewaan sepeda lampu tersebut menambah daya tarik para turis untuk datang ke Alun-alun Kidul Yogyakarta. Kedua hal tersebut membuat para pedagang membuka lapak disekitar Alun-alun Kidul.Berbagai macam dagangan seperti, sate, angkringan, ronde, jagung bakar, dan lain-lain terdapat disekitar Alun-alun Kidul.

Pak Gatot adalah salah satu pedagang di sekitar Alun-alun Kidul yang menjual Es Goreng. Gatot Sunardi itulah nama asli beliau, namun para pelanggan mengenalnya pak gatot. Es Goreng pak Gatot ini juga menjadi salah satu daya tarik wisatawan karena membuat penasaran para pengunjung. Pak Gatot memiliki keunikan tersendiri saat menjual es goreng. Pak Gatot menggunakan toa untuk mengundang perhatian para pengunjung. Aksi pak Gatot tersebut sungguh menarik terlebih lagi pak Gatot sering mendoakan para pembelinya. Selain mendoakan pembelinya pak gatot juga sangat ramah kepada pembelinya, karena beliau mengagap pembeli adalah raja yang harus diajak berbincang dan bercanda. Biasanya para penjual menawarkan jualannya hanya sekedar menawarkan saja, namun berbeda dengan pak gatot ini yang menawarkan dagangannya dan juga memberikan pengetahuan tentang pembuatan es gorengnya tersebut.

Para pengunjung juga penasaran karena es yang dingin tentu saja akan meleleh jika digoreng. Es goreng pada dasarnya tidak digoreng melainkan dilumuri coklat panas yang ada didalam penggorengan.Selain cara pembuatan yang unik dan rasa yang enak harganya juga cukup terjangkau untuk para pengunjung.Harga dua ribu rupiah sudah cukup untuk mendapatkan sepotong es goreng ala pak Gatot.Para pembeli lebih tertarik lagi saat pak Gatot menawarkan lima ribu rupiah saja untuk tiga potong es goreng. Pak Gatot mengaku sangat menikmati pekerjaannya tersebut selain halal dia juga dapat berinteraksi langsung dengan orang-orang baru. Pak Gatot sudah berjualan es goreng sekitar tiga puluh tahun. Pak Gatot juga berpendapat bahwa berjualan es goreng ini dia bisa menghidupi keluarganya. Pak gatot sudah memiliki banyak pelanggan tetap. Pak Gatot sudah cukup terkenal di Yogyakarta.  Selain berjualan di Alun-alun Kidul pak Gatot juga berjualan dibeberapa tempat seperti,sekaten dan sunmor. Beliau berjualan menggunakan sepeda motor, dulu beliau berjualan keliling Jogja, namun setelah menemukan tempat yang dianggapnya ramai (Alun-alun Kidul) maka ia sering berjualan disana.

Pak Gatot mengatakan bahwa beliau pernah mendapatkan penghargaan dari Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta karena pak Gatot ikut serta turut membantu tugas kepolisian dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Yogyakarta. Selain ikut membantu mensosialisasikan tugas kepolisian pak Gatot saat berjualan juga mengingatkan para pengunjung Alun-alun Kidul untuk tertib berkendaraan dan parker yang tertib. Menurut pak Gatot jika semua tertib maka saat dirinya berjualan juga ikut tertib, itu alasan pak Gatot suka mengingatkan para pengunjung untuk mematuhi peraturan lalu lintas dan tertib dalam parkir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun