Mohon tunggu...
Jentar Samosir
Jentar Samosir Mohon Tunggu... Human Resources - Propesional Literasi sekolah

Solusi pemecahan masalah jika kita rajin membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tuntutan Layanan Perpustakaan di Era Revolusi Industri 4.0

7 Desember 2020   18:57 Diperbarui: 7 Desember 2020   19:05 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada era informasi tehnogi informasi dan komunikasi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan  globalisasi ini perkembangan tehnologi yang semakin pesat akan mendorong terjadinya revolusi indutri 4.0 yang merubah pola kehidupan manusia.

Menurut pendapat Schwab dalam"The I ourt industri Revolustion", bahwa terdapat konsep revolusi industri antara; lain Revolusi industri 1.0 yang ditandai dengan adanya mesin uap dan pembangunan rel kereta api sekitar abad ke 18, serta Revolusi industri 2.0 skitar abad ke-19 yang ditandai dengan mesin/energi listrik dan standarisasi industri, pada revulusi ini pada awalnya saat ini membajak sawah masih memakai hewan dan digantikan dengan adanya sistem otomatisasi komputer dan tehnologi informasi pada abad ke 20 kemudian sekarang ini menghadapai revolusi industri 4.0.

Sehingga pada revolusi banyak sesekali tantangan yang harus dihadapi terutamanya di perpustakaan.Perpustakaan adalah suatu sumber akan informasi dan pengetahuan untuk semua orang atau dapat dikatakan perpustakaan ialah gudang ilmu  pengetahuan bangsa.Karena dalam perpustakaan terdapat sumber informasi terlengkap.

Namun dalam era revolusi in dustri 4.0 perpustakaan pun harus berubah midset tersebut, yaitu perpustakaan bukan hanya memberikan informasi yang lengkap saja namun perpustakaan juga harus menjadi pusat aktivitas yang dapat menjadikan perpustakaannya memiliki banyak kemampuan bukan hanya pintar dalam pengetahuannya namun dengan keterampilannya (soft skill) pun terasah. 

Sebagai mana dikatakan Sekretaris Jendral Kemenreristekdikti (Kementrian Riset Tehnologi dan Pendidikan tinggi) bahwa perpustakaan harus bertranforamsi mengikuti perkembangan tehnologi agar dapat menjawab kebutuhan masyrakat serta beliau pun mengatakan perpustakaan kedepannya tidak hanya menjadi tempat berkumpul untuk membaca buku ataupun mencari informasi, namun perpustakaan dapat dapat menjadi warking space atau dapat  juga dikatakan sebagai ruang kerja yang dapat memunculkan inovasi-inovasi baru, serta perpustakaan juga dapat menjadi suatu virtuan office ( ristekdikti.go.id ).

Dalam menghadapi revulusi industri 4.0 perpustakaan harus bisa mengikuti perubuhan zaman tersebut, harus bisa beradaftasi dan menikmati kemajuan seperti yang dikatakan john Selower (Wakil pinpinan Gereja Chiristian Science) dalam "High Tehc High Touch " beliau mngugkapkan bahwa"kita memang harus mencintai kemajuan, merasa gembira menjadi bagian dari kemajuan itu,  dan tidak takut mengahadapinya karena mencintai kemajuan itulah akan muncul berbagai ketrampilan yang diperlukan". 

Sehingga banyak lah  perpustakaan-perpustakaan digital yang muncul.Untuk mempermudah para pemustaka dari sabang sampai maraukeh dalam mencari informasi yang dibutuhkan, untuk menunjang trasformasi informasi digital menuju era industri 4.0, bahwa perhatian dan kepedulian semua jenis perpustakaan sebagai pusat informasi di lingkungan masyrakat, sekolah, kelurahan, desa, membangun sebuah layanan perpustakaan sebagai tempat untuk aktivitas literasi pemustaka baik itu untuk menigkatkan kesejahtraan masyrakat, kalau itu sudah terpenuhi sumber daya manusia (SDM) akan lahir dengan sendirinya akan  menjadi sejahtra dan unggul di bidang SDM dan cerdas dalam ilmu pengetahuan karna penguatan literasi membaca adalah modal awal dalam pendidikan.

Kemudian untuk mengujudkan   yang  dalam mengahadapi revolus jenis  perpustakaan saya sebut diatas revolusi  industri 4.0 diperlukanya seseorang yang mengelola perpustakaan yakni pustakawan.Pustakawan adalah seorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaaan dan pelayanan perpustakaan.

Dengan begitu pustakawan pun harus mampu memberikan layanan terbaik bagi pemustaka, salah satunya untuk melakukan pembangunan koleksi agar koleksi-koleksi perpustakaan tetap aktual dan mengikuti sesuai kebutuhan di masyrakat ( pilihan ) sehingga mampu membuat pemustaka merasa kebutuhan informasinya terpenuhi.Namun inilah menjadi tatanngan dan proflema dalam proses pengembangan koleksi perpustakaan digital yang dituntut dapat mengikuti tehnologi akibat tuntutan zaman yang tidak bisa di pungkiri

Pada hal untuk membuat pemustaka merasa nyaman dan informasi yang didapat di perpustakaan harus terpenuhi, sehingga perpustakaan ini termasuk dalam fungsi perpustakaan sebagai penunjang dalam pendidikan, hal ini juga dapat membantu dalam mensukseskan progaram SDgs yakni mengenai pendidikan.Apabila banyak generasi muda yang sering ke perpustakaan bahkan dapat menunjang materi pembelajaran dalam pendidikannya sehingga dapat mengahasilkan prestasi dan juga membuat cita-citanya terujud maka sukes lah pendidikan di Indonesia dan tidak kalah dengan negara -negara maju dengan adanya perpustakaan.

Melihat kondisi perpustakaan di Indonesia khususnya Perpustakaan Perguruan tinggi dan Dinas Perpustakaan Propinsi/ Kab/kota sudah mulai masuk pada dunia gital, contohnya Perpustakaan Nasional RI yang berpusat di jantung  ibu kota jakarta yang mengembangkan koleksi menjadi digital salah satunya dengan produk membuat aplikasinya "iPUSNAS" yang mempermudah para pemustaka untuk mengakses kebutuhan informasi tanpa datang ke perpustaannya secara langsung, bahkan ada juga aplikasi Kemetrian Pertanian yaitu aplikasi "iTANi".Namun dengan adanya perpustakaan digital ini akan   mendorong pemustaka dan untuk mempermudah  mengakses informasi  yang dibutuhkan serta lebih ekonomis baik itu dalam anggranya  untuk  membangun perpustakaan  tujuan  mencari informasi apa yang dibutuhkan oleh pemustaka.

Dari semua penjelasan diatas , artinya perpustakaan digital menurut Internasional Confrence bahwa perpustakaan digital merupakan perpustakaan elektronik yang informasi didapat, disimpan dan diperoleh kembali melalui format digital, serta juga merupaka yang berkecepan tinggi kelompok yang saling berkaitan dan terhubung dengan jaringan ( netwok) . 

Bagaimana Peran Pustakakawan

Untuk melaksanakan  pengelolaan dan pelayanan disebut diatas  menurut Wahid dan dkk, maka peran Pustakawan merupakan ujung tombak keberhasilan menyebarluasan inforamsi serta dalam meningkatkan kinerjanya secara propesional agar mutu pelayanan perpustakaan menjadil lebih baik  dan pengguna yang melayani merasa puas, maka peran pustakawan  akan memiliki tugas sebagai manejer informasi, bukan hanya sebagai pustakawan harus bekerja secara team dan harus berpikir kreatif,inovatif dan adaftif , menyesuaikan diri dalam hal perkembangan tehnogi, bahwa perkembangan yang terjadi saat ini kemampuan literasi tehnologi mampu bekerja sama untuk meraih kepuasan masyarakat .

Semoga bermanfaat.......Salam literasi

Referensi :

.Eny Nur Aiyah (2020 ), Komunikasi akedemik di era digital,Malang :Universitas negeri Malang

.Anwar dkk ( 2027 ),Perpustakaan digital , Bandung :Mujahid Press

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun