Mohon tunggu...
Jentar Samosir
Jentar Samosir Mohon Tunggu... Human Resources - Propesional Literasi sekolah

Solusi pemecahan masalah jika kita rajin membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendekatkan Buku pada Siswa

3 Februari 2020   14:12 Diperbarui: 15 Juli 2020   16:52 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Buku dikatagorikan disebut "Jendela dunia", dan isinya berbagai ilmu pengetahuan dan diketahui untuk dipelajari. Buku adalah tempat membagi para pemustaka ibarat sebuah vitamin"yang bisa menyuplai energi dan memecahkan masalah.

Karena buku adalah nutrisi jiwa raga manusia dalam konsep untuk menambah ilmu pengetahuan, maka lahirlah hari buku sedunia yang diperingati tanggal 23 April setiap tahun dan hari buku diresmikan UNISCO pada tahun 1995 yang bertujuan untuk mempromosikan"membaca"

Pada tanggal 23 adalah hari simbolik untuk dunia sastra karena pada tanggal tersebut, banyak penulis hebat skelas, Cernevntes,Shakespweare,Inca Garlilaso de la pega dan banyak lagi penulis-penulis yang ternama, dimana pada tanggal 23  yang penulis disebut namanya meninggal pada tanggal yang sama, maka bagi dudunia pendidikan menjadi event yang tepat untuk mendekatkan siswa dengan buku, yaitu membaca disebut jendela dunia, berbagai pengetahuan dapat diketahui dan dipelajari, maka peran buku dalam kehidupan manusia.

Namun ironinya dalam perobahan tehnologi (internet ) sudah banyak para siswa beralih pada percepatan dengan menggunakan tehnologi yang saat ini sudah berada posisi dunia digital, maka siswa sudah enggan membaca buku.Dapat dikatogorikan membaca menjadi pekerjaan  yang sangat berat pada siswa, dan bukupun dipandang sebelah mata karna kalah menarik dibandingkan geme line dan permainan modren lainnya.

Tidak menherankan jika menurut hasil kajian Program for Internasional Assesmen ( PISA ) pada tahun 2009 memperlihatkan bahwa Indonesia menepati urutan ke 57 dari 65 negara didunia dalam kemampuan membaca. Sebuah hasil renungan bersama.Dari kedua hasil ini dapat dikatakann bahwa paraktik pendidikan yanng dilaksanakan di sekolah belum  meperlihatkan fungsi sekolah sebagai organisasi  pempelajaran yang berupaya menjadikan semua warganya menjadi trampil.

Maka untuk mengatasi sitem pendidikan diterbitkan undang-undang Sistem pendidikan Nasional (siskdikanas ) No 20 tahun 2003 pasal 4 ayat 5 menjelaskan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya baca,menulis,  dan berhitung bagi segenab waga masyrakat .Budaya membaca dan menulis harus ditanamkan sedini mungkin, tidak terkecuali oleh guru.

Seorang guru harus bisa memberi motivasi kepada siswa untuk gemar membaca dan menulis.Pastinya bukan hanya sekedar seruan belaka dan tanpa contoh nyata, Misalnya dengan mengajak keperpustakaan di wilayah sekolah, disampaing itu juga Perpustakaan sebagai penyedia informasi harus menyediakan koleksi perpustakaan sesuai keinginan siswa, bagaiman koleksi-koleksi yang berada pada ruang perpustakaan sangat menarik dan kemudian tidak cukup dengan koleksi perpustakaan.

Pada zama era sekarang penyediaan layanan digital menjadi salah satu aktivitas untuk siswa berselancar encari bahan -bahan informasi yang terkini, seperti inilah sebenarnya yang dibutuhkan siswa agar lebih senang  dengan buku,artinya guru menjadi teladan bagi siswa untuk dicontoh, karna bagainapun siswa siswa menjadi panutan bagi siswanya, sebenarnya dengan adanya hari buku Internasional menjadi momen tepat untuk mendekatkan kembali generasi penerus (siswa).

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) 

Langkah menuju Untuk memperkuat dan menumbuhkan minat baca melalui Peraturan Pemerintah Kementrian Pendidikan dan kebudayaan Nomor 23 tahun 2025 salah kegiatan didalam gerakan tersebut 15 menit membaca sebelum  waktu belajar dimulai, kegiatan ini dilaksankan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai lebih baik. 

Langkah terebosan pemerintah mulai tingkat Pusat,propinsi,Kabupaten/kota hingga keterlibatan orang tua, sebagai thema diatas bagaimana siswa untuk dekat sama buku pada prinsipnya,Perpustakaan sekolah menjadi tiang informasi menjadi salah satu acuan yang untuk  berbenah diri disekolah.

Perpustakaan sebagai obat untuk mencerdaskan , diketahui bahwa membaca dalam  kajian empris membaca merupakan  salah satu  rahasia kesuksesan negara maju dan kebiasaan membaca menjadi budaya, gerakan literasi sekolah,dan program perpustakaan harus seiring sejalan dan disinilah buah hasil peningkatan SDM yang menjadi kata kunci sejak usia dini. 

Semoga tulisan ini bermanfaat menjadi referensi pemustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun