Banyak faktor yang menyebabakan budaya atau minat baca masyarakat Indonesia masih rendah, jika ditelusuri lebih lanjut kita akan menemukan banyak sekali penyebabnya. Di antaranya adalah perpustakaan sekolah tidak ounya daya tarik ,tidak memilki program kegiatan, petugas perpustakaan sekolah tidak secra aktif bagaimna untuk menggiring siswa melangkah dan untuk bershabatr dengan perpustakaan kemudian pembelajaran kita belum membuat pelajar harus membaca buku, mencari, dan menentukan informasi lebih dari sumber yang diajarkan di sekolah.Â
Singkatnya, para guru di sekolah lebih menekankan siswa untuk menghapal saja kemudian ketika ujian diberikan soal pilihan ganda. Nah, ketemu deh benang merahnya, bagaimana bisa guru menyuruh siswanya mencari informasi dari sumber lain, lah wong gurunya saja tidak punya sumber lain selain buku pegangan yang sama dengan milik siswa, atau dengan kata lain gurunya saja malas mencari sumber lain, alias malas membaca.
Ini fakta, dan terjadi di sekolah kita. Bukan hanya di sekolah, di rumah pun guru malas membaca. Apalagi zaman sekarang tehnologi informasi berada posisi serba istan akhirnya membaca secara konvensional akan tertinggal akibat kemajuan TI menjadi serapan pagi pemustaka, sudah ada menjadi alasan seorang guru untuk tidak membeli dan membaca buku, kan tinggal tanya mbah google, buat apa beli buku? timpalnya.Â
Mereka tak terasa sudah terjebak pada rutinitas kerja, sehingga tidak punya waktu khusus untuk membaca, tidak ada anggaran sedikit pun dari penghasilannya untuk membeli sebuah buku atau setidaknya meminjam buku dari teman apalagi mengunjungi perpustakaan,
Penempatan SDM Pustakawan
Hasil pengamatan terjadi, guru merangkap menjadi pustakawan menjadi salah satu faktor kurangnya aktivitas layanan artinya tidak sesuai bidang keahliannya.
Lantas, bagaimana sekolah dapat menularkan virus gemar membaca sementara virus malas membaca masih menghinggapi para guru-gurunya di sekolah? Guru harus mampu melawan virus malas membaca ini. Ingatlah dengan membaca kita dapat membuka jendela dunia.Â
Sebagai bahan pembanding, mari kita sejenak berkunjung ke Finlandia, sebuah negara dengan sistem pendidikan terbaik saat ini. Di negeri ini minat baca masyarakatnya sangat tinggi, Berikut adalalah budaya yang terjadi di sana menurut yang ditulis Gamerman (2008):
Membaca itu modal kesuksesan
   KONDISI MINAT BACA DI FIRLANDIA
Orang tua yang baru melahirkan bayi diberi paket pertumbuhan anak dari pemerintah, termasuk buku.