[caption id="attachment_327321" align="aligncenter" width="512" caption="Nelayan di Sungai Barito"][/caption]
Rasanya berat sekali melakukan perjalanan minggu-minggu ini. Bahkan perjalanan dari tempat tinggal ke kantor yang hanya berjarak 50 meterpun saya merasa berat melakukannya. Bukan karena saya pemalas tapi karena kondisi udara yang tidak bersahabat membuat saya memilih berdiam diri di dalam ruangan.
Sudah hampir 2 minggu tempat tinggal saya di Kecamatan Karau Kuala, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah diselimuti kabut asap. Dari hari ke hari keadaannya tidak juga membaik, justru sebaliknya kabut asap semakin tebal. Hari ini bahkan lebih tebal dari hari sebelumnya. Jarak pandang hanya beberapa meter saja.
[caption id="attachment_327322" align="aligncenter" width="448" caption="Melintasi Sungai Barito menggunakan Speedboat (Karau Kuala, 04/10/2014)"]
Dalam rentang waktu tersebut 1 kali hujan turun, itupun hanya gerimis. Entah itu hujan asli atau hujan buatan. Jika tidak segera ditangani kabut asap akan semakin tebal.
[caption id="attachment_327319" align="aligncenter" width="448" caption="Funbike diselimuti kabut asap (Buntok 28/09/2014)"]
Kabut asap ini tidak sama dengan kabut yang biasa ada di daerah pegunungan. Kabut asap yang berasal dari pembakaran ini tidak baik bagi kesehatan. Saya sudah mulai merasakan sesak nafas dan mata terasa perih jika berada diluar ruangan.
Tidak banyak yang bisa saya lakukan terhadap kondisi seperti ini kecuali melindungi kesehatan dan keselamatan diri sendiri seperti memakai masker dan kacamata.
[caption id="attachment_327320" align="aligncenter" width="384" caption="penampakan"]
Saya sangat berharap pemerintah daerah segera melakukan penanganan terhadap kondisi ini.
*tidak lupa saya berdoa agar malam ini hujan lebat sehingga teman-teman dapat merayakan Idul Adha tanpa kabut asap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H