Mohon tunggu...
Jennifer IvonneCalista
Jennifer IvonneCalista Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Pelajar

tens and if not thousands of doubts and disbelief behind me, but I will only follow my dreams

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toko Online yang Menghancurkan Eksistensi Toko offline

16 Januari 2023   18:58 Diperbarui: 16 Januari 2023   19:18 1445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman modern ini, pastinya teknologi semakin maju. Dengan kemajuan teknologi tersebut, maka mulai muncul toko-toko online. Sekarang ini toko online sudah tidak asing lagi didengar dan jumlahnya sudah banyak. Kita bisa berjualan atau berbelanja hanya melalui aplikasi, cukup mudah dan praktis bukan? Tapi apakah toko online tidak berpengaruh buruk terhadap toko offline? Tentu saja tidak, karena dengan keberadaan toko online beberapa toko offline mengalami kerugian. Banyak orang yang ingin menghemat waktu dan tenaga sehingga berbelanja di toko online lebih efisien untuk mereka. Tidak hanya itu, banyak faktor faktor lain juga, salah satunya adalah harga yang cenderung lebih murah di toko online daripada toko offline. Oleh karena itu tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan toko online dapat membunuh sebagian kehidupan toko offline.

Orang-orang lebih tertarik belanja online daripada offline

            Dari sudut pandang para konsumen, kebanyakan orang-orang lebih tertarik belanja online daripada offline. Menurut laporan dari "Navigating Indonesia's E-Commerce: Omnichannel as the Future of Retail" menunjukkan bahwa 74,5 persen konsumen lebih banyak berbelanja online daripada berbelanja offline. Ketertarikan konsumen terhadap berbelanja di online shop pastinya mempunyai alasan. Alasannya yaitu belanja online dapat dilakukan dimana dan kapan saja sehingga konsumen tidak perlu membuang-buang waktu dan tenaga untuk berbelanja di toko offline. Berbelanja online juga cukup mudah karena hanya membutuhkan koneksi internet dan perangkat gadget. Selain itu, dengan berbelanja secara online kita bisa membandingkan harga langsung dengan banyak toko, berbeda dengan kalau berbelanja offline yang pastinya toko yang menjual barang yang sama kebanyakan tidak berdekatan sehingga membutuhkan waktu lebih untuk membandingkan harga toko yang satu dengan yang lain.

Harga cenderung lebih murah di toko online daripada di toko offline

            Tidak hanya itu, harga juga menjadi alasan kenapa orang-orang lebih memilih berbelanja online daripada datang langsung ke toko offline. Harga barang-barang di online cenderung lebih murah daripada di toko offline, karena barang-barang yang masuk ke toko offline menjadi mahal karena ada beberapa hal seperti bayar biaya ekspedisinya, gaji pegawai, kantor, dan sebagainya. Sehingga dari modal barang perkaliannya tinggi, bisa 4-5 kali lipat. Berbeda dengan barang yang dijual online. Harganya bisa lebih murah karena hanya ada beberapa biaya yang ditekan seperti biaya distribusi. Produsen juga hanya perlu kantor, karyawan, dan ekspedisi. Ditambah juga dengan voucher-voucher diskon atau gratis ongkir dari aplikasi yang dipakai untuk jual beli secara online, sehingga berbelanja di toko online jatuhnya lebih murah daripada belanja offline.

Belanja online bisa beli barang dari luar negeri

Selain itu, berbelanja online tidak hanya bisa membeli barang dalam negeri tetapi juga bisa membeli barang dari luar negeri. Banyak barang-barang dari luar negeri yang belum atau tidak masuk ke pasar Indonesia. Sehingga orang-orang yang menginginkan barang tersebut harus membeli nya secara online langsung ke penjual yang berada di luar negeri. Contohnya seperti barang-barang poduksi China yang dijual dengan harga rendah, pastinya itu menarik konsumen dari berbagai negara untuk membeli produk tersebut. Tentunya membeli barang dari luar negeri akan dikenakan pajak saat barang tersebut sampai di Indonesia. Harga pajak yang ditentukan pemerintah adalah nilai impor yang kurang dari USD3 per kiriman atau setara Rp45.000 bebas bea masuk, tapi dikenakan PPN 10% sedangkan nilai impor lebih dari USD3 hingga USD1500 per kiriman akan dikenakan bea masuk 7,5% dan PPN 10%.

Dari 3 hal yang telah dibahas di atas dapat disimpulkan bahwa orang-orang lebih suka belanja secara online daripada offline, oleh karena itu pendapatan di toko offline pastinya akan berkurang karena konsumen banyak yang beralih ke toko online. Dengan masalah tersebut lama kelamaan toko offline akan bangkrut karena kekurangan pendapatan. Tetapi di zaman sekarang ini pastinya ada toko offline yang sekaligus berjualan di online sehingga pendapatannya seimbang. Namun tidak semua toko offline bisa berjualan di online karena berbagai alasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun