Mohon tunggu...
Jennifer Intan
Jennifer Intan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi - 201950337

The Lord stood with me and gave me strength

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Risiko Memegang Peranan Penting dalam Mengatasi Pandemi Covid-19

15 September 2021   03:20 Diperbarui: 15 September 2021   03:27 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: djpb.kemenkeu.go.id

Sadarkah kalian bahwa dalam setiap aspek kehidupan, pasti tidak akan terlepas dengan risiko, walaupun dalam hal sederhana di kehidupan sehari-hari sekalipun. 

Sehingga, memahami apa itu risiko menjadi suatu hal yang wajib, dimana pengertian risiko menurut ISO 31000:2018 adalah dampak dari ketidak pastian untuk mencapai tujuan.

Lantas, pertanyaannya sekarang menjadi bagaimana langkah yang dapat diambil agar dapat mengelola risiko tersebut menjadi efektif dan efisien, sehingga risiko yang dihadapi di kemudian hari dapat diminimalisir? Jawabannya adalah dengan Manajemen Risiko. 

Manajemen Risiko menurut ISO 31000:2009 memiliki arti sebagai kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan (atau pengguna lain dari standar) berkaitan dengan risiko.

Dengan adanya manajemen risiko akan membuat dampak risiko menjadi minimal. Memang bukan berarti risiko 100% akan hilang, namun dapat membantu untuk mengantisipasi. 

Dalam penerapannya, dibutuhkan Budaya Risiko terkait pengetahuan dan pemahaman terhadapan risiko. Dalam Artikel kali ini, saya akan membahas lebih dalam mengenai Budaya Risiko dalam kaitannya dengan Pandemi Covid-19.

Budaya risiko adalah istilah yang menggambarkan nilai-nilai, keyakinan, pengetahuan dan pemahaman tentang risiko secara bersama oleh sekelompok orang dengan memiliki tujuan yang sama.

Budaya Risiko dan Pandemi Covid-19

Sejak awal tahun 2020, Indonesia sudah dilanda oleh Pandemi Covid-19. Seperti yang kita semua tahu, Pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia tanpa terkecuali, dan berdampak kepada setiap orang. 

Pernahkah terbesit pertanyaan "kapan pandemi ini berakhir?" di kepala kalian? Mari, saya ajak untuk membahas topik tersebut dari sisi Risiko.

Mengetahui pandemi ini memiliki dampak risiko di berbagai aspek kehidupan, seperti risiko terkait ekonomi, risiko terkait sosial, risiko terkait kesehatan, dan masih banyak lagi membuat Indonesia dan negara lainnya berusaha keluar dari zona ini. 

Sehingga dalam hal penanganan Pandemi Covid-19, kita dapat melihat bahwa pemerintah sedang berupaya untuk mengatasi pandemi ini. 

Contoh upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk meminimalisir risiko terkait pandemi ini berupa melakukan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyakarat (PPKM) di beberapa daerah dengan intensitas perpindahan tinggi di Indonesia dan melakukan distribusi vaksinasi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Namun, dalam kenyataannya, tidak bisa hanya pemerintah saja yang proaktif, lebih dari itu, dibutuhkan kontribusi dari setiap individu untuk mengatasi pandemi ini sehingga risiko tersebut dapat diminimalisir, caranya adalah dengan menerapkan Budaya Risiko. 

Dengan pemahaman yang sama mengenai pentingnya pengelolaan risiko, maka budaya risiko dapat dikembangkan dan diterapkan secara disiplin dan konsisten, guna mendapat hasil yang diinginkan.

Budaya Risiko dalam kaitannya dengan Pandemi Covid-19 di Indonesia yang sudah diterapkan oleh masyarakat adalah dengan menerapkan 5M. 

Dimana penerapan 5M ini merupakan salah satu kesadaran masyarakat terkait dampak risiko, yang membentuk munculnya suatu budaya yang bersifat partisipatif yang dapat dilakukan oleh masyarakat, bertujuan mencegah penyebar virus covid-19. Dimana budaya 5M ini terdiri dari:

  1. Mencuci Tangan
  2. Memakai Masker
  3. Menjaga Jarak
  4. Menjauhi Kerumunan
  5. Mengurangi Mobilitas

Membangun Budaya Risiko

Untuk membangun Budaya Risiko bukanlah hal yang mudah, diperlukan beberapa langkah berikut:

  1. Memberi pemahaman mengenai risiko, yang dapat dilakukan dalam bentuk sosialisasi
  2. Membentuk lingkungan yang mendukung terbentuknya budaya risiko
  3. Memebentuk dan menerapkan budaya risiko

Jika seseorang sudah memahami mengenai risiko, maka diharapkan dapat segera terbangun kesadaran masyarakat, sehingga setiap orang bisa tahu apa manfaat jika risiko dapat dikendalikan dan apa bahaya jika risiko tersebut tidak diantisipasi, dengan tujuan agar dapat membentuk budaya risiko tersebut.

Semakin banyak orang yang semakin sadar mengenai risiko dari Pandemi Covid-19 ini, maka akan terbentuk Budaya Risiko, sehingga dapat membantu mencapai tujuan, yaitu melakukan penanganan atas pandemi ini dengan baik agar segera usai. Dengan mengoptimalkan kontribusi dari masyarakat untuk membangun kesadaran akan risiko dan membentuk budaya risiko, ini dapat membuka kesempatan bagi Indonesia untuk segera keluar dari pandemi ini.

Sebagai penutup, berdasar pemaparan diatas, terlihat perlunya kerjasama dari masyarakat untuk turut serta dalam membentuk buday risiko. mari bangun kesadaran mengenai risiko dimulai dari kita sendiri. Dengan harapan, agar budaya risiko dapat terbentuk dan efektif. Salam sehat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun