Akar Penyebabnya terjadinya erupsi gunung Semeru, yang terjadi pada tanggal 4 Desember 2021 ialah kurangnya kesiapan masyarakat terhadap erupsi gunung Semeru, masayarakat yang masih kaget karena terjadinya erupsi tibatiba dan belum menyalamatkan harta bendanya.Â
Dengan Indikator risiko, tingginya tingkat gangguan pernafasaan  dan gangguan kesehatan mata, kualitas tanaman dan lingkungan yang buruk.
Faktor positif internal yang dilkaukan yakni
- mengusahakan diri untuk tetap berada di dalam rumah atau berada di tempat pengungsian untuk meminimalisir terkena paparan abu vulkanik yang berasa dari hujan abu
- menutup seluruh ventilasi untuk menghindari abu vulkanik ke dalam rumah maupun area pengungsian
- menggunakan masker untuk mengurangi paparan terhadap abu vulkanik
Dengan dampak kualitatif:
- kelestarian lingkungan menurun drastic, hal ini karena dengan adanya abu yang berjatuhan di permukaan bumi membuat pephonan juga akan rusak
- Menggangu aktifitas masayrakat sekitar gunung Semeru, hal ini karena masayarakat tidak bisa bekerja, sekola, berdangan karena pusat keramaian pun di tutup
- Kesehatan terganggu, ini merupakan factor yang sangat dikhawatirkan karena masayrakat yang menghirupnya akan terinfeksi dan keluar cairan serta terkena abu vukanik dapat menimbulkan reaksi kulit yang bermasalah
Perlakuan risiko yaitu dengan penanganan yang telah dilakukan mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan para penambang untuk tidak beraktivitas di daerah bencana erupsi gunung Semeru. Pemberian imbauan kepada masyarakat khususnya yang berada di lokasi terdampak agar tetap tenang dan waspada serta terus mengikuti informasi dari pemerintah, menjauhi dan menghindari area rawan dengan perhitungan radius aman yang telah diumukan dan membuat posko aman dan  pembuatan dokumen bagi korban erupsi gunung Semeru dengan di data secara rinci.
Nah...penting sekali untuk kita selalu melakukan pemantauan terhadap erupsi gunung meletus ini dengan membaca berita-berita terkini yang mampu memebrikan informasi akurat demi meningkatkan kewaspadaan dan keselamtan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H