Jurnalis adalah pencerita. Mereka mengamati dunia dan membagikan apa yang mereka lihat kepada khalayak.
Jurnalis multimedia adalah pencerita yang bekerja mengumpulkan berita dan menyampaikannya melalui banyak dimensi. Mereka menganut prinsip jurnalisme tradisional: objektivitas, akurasi, sumber yang bisa dipertanggungjawabkan, dan tulisan yang kuat.
Namun, mereka menceritakan kisah mereka melalui beberapa kombinasi lainnya seperti teks, gambar, suara, video dan grafik.
Jurnalisme telah ada selama berabad-abad, tetapi jurnalisme multimedia adalah pekerjaan yang relatif baru dan masih berkembang sampai sekarang. Jurnalisme multimedia tumbuh dari semakin banyaknya platform digital dan saluran media sosial.
Selain itu, pergeseran preferensi orang tentang cara mereka mengonsumsi berita juga mempengaruhi munculnya jurnalisme multimedia. Teknologi yang semakin terjangkau dan mudah diakses pun menambah tren jurnalisme multimedia ini.
Semua faktor ini mengutamakan konsep, produksi, dan pengemasan konten pada akhirnya.
Menguasai Jurnalisme Multimedia
Di satu sisi, jurnalisme multimedia menyediakan cara-cara yang hampir tidak terbatas untuk menceritakan dan mengulas sebuah berita. Maka dari itu, di sisi lain, jurnalis juga memiliki lebih banyak pilihan tentang bagaimana, kapan, dan di mana akan menyampaikan berita itu.
Jurnalis multimedia dapat menggunakan animasi, menyematkan tweet, menambahkan musik, atau membuat grafik interaktif untuk menyebarkan berita. Selain itu, mereka bahkan bisa memanfaatkan platform lainnya seperti situs web, podcast, TV, media sosial, radio, surat kabar, dan majalah.
Maka dapat dipastikan bahwa jurnalis multimedia harus menyesuaikan konten dengan kombinasi platform atau media yang akan digunakan.