Time Warner merupakan salah satu media konglomerat di Amerika di samping News Corporation, Viacom, dan lain-lain. Time Warner bergerak dalam bisnis jaringan televisi, film, dan hiburan TV. Time Warner membawahi beberapa divisi seperti Home Box Office, Time Inc., Turner Broadcasting System, dan Warner Bros (Setya, n.d.).
Warner Bros yang bermarkas di Burbank, California, Amerika Serikat mengambil peranan besar dalam industri perfilman global. Vitalagas (2020) menyebutkan beberapa judul film yang diproduksi oleh Warner Bros di antaranya Serial Harry Potter (2001-2011), The Dark Knight (2008), dan Joker (2019).Â
Film Hollywood yang diproduksi Warner Bros memiliki banyak peminat di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Sebut saja film Joker yang sukses mencapai angka OW USD 140,5 juta untuk pasar internasional hanya dalam minggu pertama setelah perilisan. Indonesia pun menjadi negara ke-39 penyumbang uang terbesar bagi Warner Bros dengan 1.855 juta penonton (Endrina, 2019).Â
Dengan masuknya film produksi Warner Bros dan juga industri media lain dari Amerika, muncul dampak yang perlu diperhatikan dengan lebih serius oleh Indonesia. Pada tahun 2015, film Hollywood menguasai sekitar 80% pasar film Indonesia (Lestari, 2016). Hal ini didasari pada peminat film Hollywood yang memang lebih banyak ketimbang film Indonesia (ITS, 2020). Kualitas film dinilai menjadi faktor utama fenomena kalah pamornya film Indonesia di negeri sendiri.
Namun, ternyata bukan hanya kualitas film yang menyebabkan dampak konglomerasi media Amerika (dalam hal ini Warner Bros) tampak sangat nyata dalam menguasai pasar industri perfilman Indonesia.
Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dalam ITS (2020) menyebutkan bahwa keragaman konten dalam film Indonesia masih menjadi tantangan dan selama ini terasa sangat monoton. Genre yang dibawakan pun biasanya hanya berkutat pada drama, komedi, ataupun horor.Â
Oleh karena itu, penikmat film di Indonesia beralih pada film Hollywood yang menyediakan berbagai macam genre seperti aksi, fantasi, dan lain-lain.Â
Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa film Hollywood masih mendominasi sebagian besar pasar indusri film dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus sama-sama menyadari dampak yang begitu serius ditimbulkan oleh konglomerasi media ini, sehingga nantinya industri film Indonesia tidak akan mati seiring perkembangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Endriana, H. (2019, Oktober 7). Jumlah penonton joker melebihi ekspektasi, termasuk indonesia. Sindonews. Diakses dari: sindonews.com