Aku langsung bergegas pergi ke kamar Anton melewati pintu tembus yang kita miliki di kamar. Anton ternyata sudah mengumpat di dekat meja dan menangis, akhirnya kutarik dia dan kita langsung mencari jalan supaya dapat keluar dari rumah.
"Mana istri dan anakmu? saya yakin anda mempunyai keluarga", terdengar triakan dari luar yang membuatku dan Anton semakin panik.
"Dimana! beritahu kita atau kau akan kami bunuh"
"Anak dan istri saya tidak ada dirumah ini, mereka telah meninggalkan saya sudah lama..", bohongnya.
Akhirnya aku dan Anton menemukan jendela dan kita langsung keluar dari rumah dengan panik. Lalu, terdengar tembakan dari dalam rumah yang artinya pertanda buruk. Langsung kupeluk Anton sambil menangis karena sudah tidak sanggup menahan tangisanku ini. "Tidak apa bu.. tenang saja, Ayah adalah orang baik, pasti ayah masuk surga", rayu Anton membalas pelukku.
Seiringnya perjalanan kita, kita melihat banyak sekali prajurit yang membawa senjata dan mendatangi banyak rumah. Aku dan Anton berjalan diam-diam karena kalau tidak kita bisa dipaksa untuk ikut dengan mereka. Aku tak tega melihat Anton yang masih kecil yang harus mengalami hal seperti ini.
Kemudian, aku mengajak Anton untuk mendatangi suatu gubuk. Lalu tiba-tiba Anton menarik bajuku dan melarangku untuk masuk. "Jangan bu.. disitu berbahaya", pintanya.
"Tidak apa Anton.. kita akan beristirahat sebentar disitu"
"Tapi bu.."
"Kenapa Ton?"
"Di mimpiku ibu akan beristirahat selamanya di gubuk itu..", sahut Anton yang matanya mulai berkaca-kaca.