Covid 19 sudah menjadi teman kita sejak 2020, dampak dari virus ini mengakibatkan ekonomi menurun, prose belajar mengajar dilakukan secara online, aktivitas dibatasi dan banyak dari perusahan yang merumahkan pekerjanya, usaha kecil gulung tikar hingga beralih profesi. NAMUN tidak untuk dunia pertanian. Kenapa bisa begitu? Coba kita tarik kembali ke tahun 2020. Karena pendemik banyak dari kita mengubah pola hidup kita menjadi lebih sehat seperti berolahraga, makan makanan yang sehat dan bergizi dan kaum wanita cenderung lebih memilih memasak sendiri dibandingkan beli. Dampaknya banyak dari kita lebih banyak konsumsi sayur dan buah. Permintaan akan kebutuhan sayur dan buah otomatis meningkat pesat dibandingkan sebelum corona. Tidak hanya kebutuhan sayur dan buah meningkat, komoditas tanaman obat juga dilirik kembali oleh kita. Untuk menjaga stamina dan meningkatkan imunitas selain dengan mengkonsumsi multivitamin, sebagian dari kita mulai mengkonsumsi tanaman obat seperti jahe, temulawak, kunyit, kencur dan lain-lainya. Walaupun hanya diolah secara sederhana yaitu direbus, tanaman obat dianggap memiliki kualitas yang sama dengan multivitamin untuk menjaga imunitas kita.Â
Selain itu banyak dari pekerja kantoran melakukan WFH (Work From Home). Sebagian dari kita cenderung lebih bosan dan penat dirumah. Salah satu cara kita untuk menanggulangi kebosanan tersebut yaitu membenahi rumah dengan mencoba menanam tanaman hias atau sayur secara sederhana. Tahun 2020 tanaman janda bolong merupakan salah satu tanaman yang menjadi primadona disegala kalangan untuk menghias rumah karena bentuknya yang unik. Dari harga yang normal hingga menjadi tidak tertolerir untuk sebuah tanaman hias. Selain permintaan sayur meningkat, fasilitas penunjang pertanian juga meningkat, yaitu media tanam, paket hidroponik dan benih. Secara tidak sadar dari yang tidak tau mengenai dunia pertanian lambat laun menjadi hobi diwaktu luang. Nilai positifnya untuk kalangan petani dan pihak distribusi yang terjun dengan dunia pertanian tidak gulung tikar namun pendapatnya cenderung bertambah. Hingga seringkali tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar akibat permintaan yang naik begitu pesat.Â
Dilihat dari sisi dunia pendidikan, dunia pertanian menjadi salah satu media pembelajaran online yang dapat diterapkan di jenjang SD hingga SMA. Salah satu contoh yaitu saat pelajaran IPA atau biologi, pelajar cenderung diajarkan untuk menanam tanaman sendiri. Hal ini dilakukan karena menanam metode yang paling mudah untuk menyampaikan materi pembelajaran salah satunya topik anatomi dan morfologi tumbuhan. Dengan menanam tanaman sendiri pelajar lebih paham untuk memahami sebuah topik pembelajaran dibandingkan hanya sebatas melihat gambar dari power point atau modul pembelajaran. Selain itu dengan adanya proses menanam, pelajar memiliki aktivitas baru yang aman karena dapat dilakukan dirumah dan tidak terpaku didepan laptop untuk menimba ilmu.Â
Dampak PHK atau gulung tikar mengakibatkan mereka beralih profesi untuk menyambung kehidupan. Dunia pertanian merupakan salah satu yang dinilai bukan pekerjaan mati disegala situasi dikarenakan setiap mahluk hidup membutuhkan makan untuk hidup, Banyak dari mereka milihi dunia pertanian dan terjun didalamnya untuk menyambung kehidupan, walaupun hanya sebatas distributor dapat menambah pemasukan mereka dibandingkan tidak dapat apa-apa. Maka sesuai judul artikel ini, bawah pandemik merupakan teman untuk dunia pertanian dikarenakan sebagain besar dari kita pada akhirnya terjun dunia pertanian secara langsung maupun tidak langsung hingga berbisnis didalamnya. Secara langsung dapat dikatakan "Dunia pertanian hidup kembali karena pandemik".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H