Untuk menjaga kesehatan mental di era digital diperlukan pendekatan menyeluruh yang melibatkan kesadaran anak-anak dan remaja serta intervensi yang lebih besar dari masyrakat. Anak-anak dan remaja disarankan untuk cerdas dalam mengatur waktu penggunaan teknologi, menetapkan batasan digital, dan terlibat dalam aktivitas offline yang mendukung kesehatan mental, seperti meditasi, berolahraga, atau menekuni hobi. Pemerintah, penyedia layanan teknologi, dan komunitas juga memiliki peran penting dalam membangun ekosistem digital yang ramah terhdapat kesehatan mental, misalnya dengan membuat regulasi yang melindungi pengguna dari konten berbahaya dan memberikan edukasi tentang literasi digital.
dengan memahami dan mengelola pengaruh era digital terhadap kesehatan mental, anak - anak dan remaja serta masyarakat dapat menggunakan teknologi secara efektif tanpa mengorbankan kesejahteraan psikologis mereka. Menyelaraskan pemanfaatan teknologi dengan menjaga kesehatan mental adalah kunci utama untuk menjalani era digital dengan cara yang dehat dan produktif.
Adapun Peluang Media Sosial dalam Mendukung Kesehatan Mental
1. Akses Informasi dan EduksiÂ
- Media sosial memberikan akses yang luas terhadap beragam informasi, termasuk tentang kesehatan mental. Banyak akun dan komunitas  yang aktif membagikan konten edukatif mengenai manajemen stress, pengenalan tanda-tanda gangguan mental, dan panduan untuk mencari bantuan profesional, Platform seperti BetterHelp, TalkSpace, serta aplikasi lokal seperti Riliv dan Halodoc pun menawarkan layanan konsultasi psikologi online, memudahkan pengguna untuk mendapatkan dukungan tanpa batasan geografis.
2. Komunitas dan Dukungan Sosial
- Platform media sosial dapat menjadi ruang bagi individu untuk menemukan komunitas yang mendukung. Misalnya, seseorang yang berjuang melawan depresi dapat bergabung dalam grup diskusi yang berbagi pengalaman serupa. Dukungan emosional dari komunitas ini dapat membantu mengurangi perasaan kesepian dan meningkatkan kepercayaan diri.
3. Media Ekspresi Diri
- Bagi banyak orang, media sosial adalah ladang untuk mengekspresikan diri, baik melalui tulisan, gambar, maupun video. Ekspresi kreatif semacam ini dapat berfungsi sebagai saluran yang sehat untuk melepaskan emosi negatif dan menemukan jati diri.
4. Kampanye Kesadaran
- Media sosial juga telah dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental melalui kampanye global seperti, #MentalHealthAwarness #EndTheStigma. Inisiatif ini berperan dalam mengurangi stigma terkait gangguan mental dan mendorong lebih banyak orang untuk mencari bantuan tanpa rasa malu.
Adapun Ancaman Media Sosial terhadap Kesehatan Mental
1. Ketidakpuasan Diri dan Perbandingan SosialÂ
- Media sosial sering kali dipenuhi dengan gambar dan cerita yang menggambarkan kehidupan "sempurna". Banyak pengguna terutama remaja, merasa tekanan untuk tampil ideal seperti yang mereka lihat di layar. Hal ini dapat memicu perbandingan sosial yang tidak sehat, menghasilkan rasa tidak puas terhadap diri sendiri, rendah diri, dan bahkan depresi.
2. CyberBullying
- Perundungan di dunia maya, atau cyberbullying, merupakan ancaman serius yang terutama menghantui anak-anak dan remaja, Komentar negatif, penghinaan, atau penyebaran rumor di platform media sosial dapat menimbulkan trauma psikologis, kesemasan, dan bahkan mendorong korban untuk menyakiti diri sendiri.
3. Ketergantungan dan FOMO
- Ketergantungan pada media sosial sering dikaitkan dengan fenomena Fear Of Missing Out (FOMO), yaitu ketakutan akan ketinggalan informasi atau momen penting. FOMOÂ mendorong pengguna untuk terus memantau media sosial, yang berpotensi menyebabkan kecemasan, stres, dan gangguan tidur.