Hai Negara, apa kabar mu hari ini?
Sudahkah kau berdiskusi?
Tentang wanginya aroma pajak kini?
Yang mencekik setiap leher tiada berhenti..
Sangat manis wahai bunga obligasi
Melilit penuh cinta dan mengkebiri
Namun sayang, negara domisili tak dapat menikmati
Tanda persentase itu selalu menyangkut harga diri
Masihkah ada aroma itu atau muncul belati?
Memang hati ini selalu gundah
Berbagai janji yang selalu harus dibantah
Setiap royalty yang sangat indah
Sebatas bayang-bayang semu yang ada tapi lenyap di dunia antah barantah
Tentang suci yang memenjarakan hati nurani..terlibatkah?
Aku hanya iri kepada mereka yang tersenyum
Tanpa menghiba belas kasih namun menyimak dalam ranum
Nampak mencari sesuatu yang seharusnya dipetik tanpa canggung
Tapi alangkah bodohnya ketika ada yang menikung
Perih…menusuk pilu tak berdaging
Ketika janjimu mangatakan akan membela nasibku
Nyatanya kau memiskinkan aku
Wangi aroma palsumu itu terus membayangiku
Namun itu mematikan ku
Wahai dunia…
Sadarkah tujuan awalmu?
Memberikan sedikit aroma wangi bagi kesejahteraan mereka
Yang terombang ambing antara benar atau salah
Setiap kali mencerna algoritma-mu yang semakin rumit
Ada saatnya kau jatuh…dan itu sakit
Berharap kelopak bunga itu mekar, wangi
Entah itu kapan..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H