makan. aktivitas yang menyenangkan setelah tidur. kalau diperhatikan, ada beberapa kebiasaan yang tak sama. mulai dari cara mengupas sampai mengunyahnya. dan ada alsan-alasan khusus kenapa bisa seperti itu. tapi intinya ini soal kenikmatan. yah, sederhananya, bagaimana cara makan yang enak sangat tergantung pada proses sebelum kananan itu sampai di lidah. bukan karena saya pernah jadi reporter kuliner jadi membicarakan soal makanan melulu. tapi seperti buah-buahan langka yang pernah saya tulis sebelumnya, budaya makan ternyata asyik juga untuk dikulik lebih dalam lagi
- makan kedondong
Waktu saya kecil, makan buah kedondong banyak seninya. pantangan makan buah kedondong supaya enak adalah jangan diiris menggunakan pisau. kalau bisa makan dengan kulitnya sekaligus (kecuali dondong yang sudah menguning matang). cara terbaik memakan kedondong adalah dengan membantingnya ke lantai sampai pecah. pecahan kedondong langsung dinikmati begitu saja. soal higienitas memang sebaiknya berhati-hati. tapi untuk urusan kenikmatan, bersih itu seringkali jadi nomer 16
- manggis
gambar di atas sekedar saran penyajian.karena tampil serapi itu memang lebih sedap di pandang. tapi berdasarkan pengalaman waktu saya masih kecil memakan buah manggis juga mitosnya tidak akan enak kalau dibelah menggunakan pisau. percaya tidak percaya,yang namanya sudah menjadi mitos, bakal melekat kuat di mindset anak-anak bahkan menjadi sugesti. katanya, cara paling enak sebelum manggis dimakan adalah membelahnya dengan kedua telapak tangan. jadi manggis diletakkan ditengah tangan kanan dan kiri yang jemarinya sudah saling bertaut.lalu tekan sampai robek atau terbelah. hemm….boleh dicoba, tapi karena saya malas berkotor-kotor, jadi menunggu yang sudah dikupas teman sajalah hehe…
- otak ayam
saya tergolong penyuka tulang. maksudnya ketika memakan daging, yang saya cari adalah yang bertulang seperti leher, sayap, kepala dan ceker. menurut saya, daging yang dekat tulang lebih gurih dan tidak terlalu sulit dikunyah. bandingkan dengan dada yang kadang terasa hambar dan tawar. salah satu yang saya sukai adalah kepala ayam. bukan keseluruhannya, tapi bagian otaknya. menurut pengamatan saya, otak ayam seperti terbelah menjadi empat dan berwarna putih. rasanya sulit dilukiskan. yang jelas enak dan berbeda dengan rasa daging ayamnya sendiri. tidak ada cara khusus mengambil bagian paling kecil dari kepala ayam ini. lidi atau benda yang bisa mengorek-orek benda kecil dalam tempurung tidak perlu digunakan. paling nikmat ya menyusuri tulang kepala dengan gigi sendiri. setelah dipatahkan dengan taring, lidah akan dengan mudah menemukan si otak yang tersembunyi. lidah pun punya insting gan!
- kraca
Setiap daerah pasti mempunyai sajian khas selama bulan Ramadan, tak terkecuali daerah Banyumas, Jawa Tengah. Di daerah ini ada makanan yang selalu muncul di setiap bulan Ramadan, yaitu Kraca. Sebenarnya makanan ini sederhana saja, yaitu keong sawah yang dimasak dengan berbagai macam rempah-rempah. Namun dengan rasa yang pedas, asin dan gurih, kraca selalu menjadi buruan warga Banyumas. Sensasi lainnya, adalah cara memakannya yaitu dengan disedot langsung dari cangkangnya atau dengan menggunakan bantuan tusuk gigi. tapi sampai sekarang, saya belum bisa menikmati dimana letak kelezatan kraca. kalau bukan karena tergoda teman-teman yang sedang melahapnya, saya tidak akan mencoba. yang jelas saya makan ini, kalau sedang kumpul dengan teman-teman. di luar itu, saya pikir dua kali untuk membelinya apalagi untuk dikonsumsi sendiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H