Mohon tunggu...
Jen Kelana
Jen Kelana Mohon Tunggu... Mengajar -

Pejalan yang ingin terus berjalan. http://bolehsaja.net

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rinexit: Selamat Tinggal Rindu

29 Juni 2016   16:29 Diperbarui: 29 Juni 2016   17:54 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#45

Aku tak ingin memulai cerita ini,

menggoreskan seperti mimpi

larut di kedalaman tak bertepi

lalu begitu saja angin menyusup

merenda hari-hari mempelangi

Kukemas siang pada lipatan-lipatan kertas

ketika kau memetakan waktu bertaut

kemudian huruf demi huruf berlompatan

menyimak setiap kataku

menerjemahkan rindu yang paling biru

hingga hari-hari memuai

selalu saja begitu

Aku hanya tahu

kau tertahan jarak bersamanya

membentangkan langit di ujung yang lain

sementara gelisah kau semai

sepanjang pergulatan berbilang tahun

dan kekosongan itu

membaurkan jalan darah

pada sekelumit kisah kita

yang kita paksa menjadi indah

Aku hanya debu

gagal mengelabui waktu

semenjak anak-anak senja memanja eja

hingga cinta tersudut di malam begitu tua

melangsamkan rindu memupus

dan kelopak-kelopak itu gugur

sepi serupa mula

Ultimo Juni 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun