Mohon tunggu...
Jeni Nafise Chanel
Jeni Nafise Chanel Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Guru/Universitas Weetebula

Menulis/kontenkreator

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sesuap Nasi Adalah Rezekiku

31 Januari 2025   10:09 Diperbarui: 31 Januari 2025   10:09 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesuap Nasi Kehidupan (Dokumentasi Pribadi)

Hidup tanpa makanan manusia tidak dapat bertahan hidup.  Makanan adalah sumber energi bagi kesehatan manusia untuk bertahan hidup. Lalu apakah makanan penting bagi Manusia?

Makanan Sangat penting dan dibutuhkan oleh manusia setiap hari. Selama 24 jam perhari dikali 365 hari pertahun semua manusia sedang berlomba-lomba untuk mencari kerja dan berjuang bekerja tanpa paksaan atau dorongan lebih dari luar. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Manusia membutuhkan Berkah sesuap Nasi untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan bisa bertahan hidup. Manusia menggunakan nalar bahwa jika tidak kerja maka tidak makan dan sebalikknya. Seperti bunyi Ayat; Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Jadi, pintu rezeki berasal dari hasil kerja keras dan usaha manusia melalu ucapan syukur dan doa. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti mencari sesuap nasi adalah mencari Rezeki. Arti Kata mencari sesuap nasi yang berasal kata dasar Sesuap. 

Mencari Rezeki adalah berkat bagi setiap Manusia yang bekerja keras iklas dan selalu bersyukur. Rezeki juga bukan hanya soal uang, makanan, ataupun pakaian. Tetapi rezeki harus menghargai hasil kerja keras, waktu, tempat, berbagi pahala, menghargai sesama Manusia melalui etika, dan amal Ibadah kita kepada Tuhan. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun