Mohon tunggu...
jeni
jeni Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Manajemen

Mungkin kita tidak bisa mengubah masa lalu, tapi kita bisa mengubah masa depan untuk hidup lebih baik lagi. Dan masa depan tidak akan berjalan dengan baik jika tidak diiringi dengan Doa dan Usaha. Maka berdoa lah yang baik-baik dan berusahalah sebaik mungkin. Selain itu perbanyak bersyukur karena dalam dengan perbanyak bersyukur maka hidup akan terasa tenang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

"Curhatan Anak Rantau"

18 Januari 2021   22:46 Diperbarui: 18 Januari 2021   22:47 3185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Senayan National Golf

Hei ANAK RANTAU, kaukah sang pejuang itu ?

Seorang anak rantau berani melangkahkan kakinya keluar dari kampung halaman, meninggalkan orang-orang yang disayangi demi kata "ingin meraih mimpi di kota, ingin membahagiakan kedua orang tua dan ingin meraih cita-cita yang mungkin di kampung halaman tak dapat menggapainya.

Jauh dari orang tua, sahabat karib, dan suasana perkampungan yang asri nan indah bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Mungkin banyak dari anak-anak kota atau bahkan sahabat kita sendiri yang beranggapan "enak yah jauh dari orang tua bisa bebas mau ngapain, mau maen sampe larut malam pun tak ada yang melarang". 

Anggapan seperti itu salah besar kawan, jauh dari orang tua adalah suatu  pilihan yang sangat berat, menurut saya pribadi dibanding LDR-an dengan pacar mungkin LDR-an dengan orang tua lebih berat nahan rindunya.

Karena pada saat kita mau nelpon atau sekedar ngirim pesan singkat, orang tua kita mungkin masih di ladang, masih di kebun, atau lagi di sawah, begitu pun saat mereka menelpon hanya ingin mendengar suara anaknya, ternyata anaknya sudah tidur karena kecapean seharian kerja di tanah perantauan.

Hanya orang tua hebat yang merelakan anaknya pergi jauh meninggalkannya, dan hanya orang-orang kuatlah yang berani menjelajah kota orang bahkan negri sebrang. 

Orang tua tahu bahwa sangat berat melapaskan anaknya pergi ke tanah orang, tapi disitulah kehebatan seorang ibu dan ayah melepaskan anaknya untuk mendapatkan pengalaman yang lebih banyak dibanding tinggal bersamanya di kampung halaman.

Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan pun berganti, kami anak rantau sudah terbiasa dengan kesendirian dan kesepian tanpa melihat  langsung wajah dan senyuman dari kedua orang tua. 

Saat jauh dari orang tua, kami selalu  berusaha menyimpan permasalahan  dan kerinduan kami sendiri tanpa harus berbicara langsung pada mereka, kami lebih memilih menceritakan hal yang baik-baik saja, sebab kami tak mau permasalahan kami ditanah rantau ini semakin membebani pikiran mereka.

Jika Saat sakitpun menerpa, jarang kami berterus terang ke mereka, kami tidak mau merepotkan orang tua dengan  banyak keluhan ini dan itu, sakit ini sakit itu, pengen ini  pengen itu, kami sudah terbiasa berbohong kepada kedua orang tua di kampung halaman dengan ketidak terus terangan ini.

Selain kepada orang tua Kami juga memang sangat merindukan tanah kelahiran, tapi "kerinduan ini  akan kami ganti dengan kesuksesan kami nanti", itulah kata-kata motivasi yang memecut bagi kami seorang anak rantau agar selalu semangat bejuang untuk menggapai kesukesan di tanah perantuan. 

Namun kadang kala disuatu waktu terbesit dipikiran sebuah pertanyaan yang sedikit menyayat hati dan meruntuhkan jiwa juang, "apa yang sudah saya capai ?, apa yang sudah saya berikan kepada keluarga dan dedikasi apa yang sudah saya kabulakan untuk kampung halaman, perasaan masih gini-gini  aja dah hidup". 

Terkadang di saat-saat waktu tersebutlah kami butuh yang namanya  penguat diri,  Karena sekuat-kuatnya anak rantau, kami masih butuh kekuatan tuhan meski hanya untuk menuntaskan keluh kesah yang ada di diri kami maupun pada saat kami " down" dan kami sadar tak ada yang bisa memberikan pertolongan yang mutlak kecuali dengan pertolongan tuhan.

Buat sahabat-sahabat anak rantau di kota atau bahkan di negri sebrang tetap berjuang dan tetap optimistis, doa kedua orang tua dan doa orang-orang yang kalian sayangi selalu menyertai. Meski banyak orang menganggap anak perantauan itu bebas mau ngapain aja, tapi pesan saya sebagai seorang perantaun , "tetaplah memegang teguh pendirian kalian meski diluar sana banyak godaan yang bisa merunthkan hal tersebut".

Ditulis oleh:

Abdurohim

Mahasiswa Universitas Pamulang - Prodi Manajemen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun