Hei ANAK RANTAU, kaukah sang pejuang itu ?
Seorang anak rantau berani melangkahkan kakinya keluar dari kampung halaman, meninggalkan orang-orang yang disayangi demi kata "ingin meraih mimpi di kota, ingin membahagiakan kedua orang tua dan ingin meraih cita-cita yang mungkin di kampung halaman tak dapat menggapainya.
Jauh dari orang tua, sahabat karib, dan suasana perkampungan yang asri nan indah bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Mungkin banyak dari anak-anak kota atau bahkan sahabat kita sendiri yang beranggapan "enak yah jauh dari orang tua bisa bebas mau ngapain, mau maen sampe larut malam pun tak ada yang melarang".Â
Anggapan seperti itu salah besar kawan, jauh dari orang tua adalah suatu  pilihan yang sangat berat, menurut saya pribadi dibanding LDR-an dengan pacar mungkin LDR-an dengan orang tua lebih berat nahan rindunya.
Karena pada saat kita mau nelpon atau sekedar ngirim pesan singkat, orang tua kita mungkin masih di ladang, masih di kebun, atau lagi di sawah, begitu pun saat mereka menelpon hanya ingin mendengar suara anaknya, ternyata anaknya sudah tidur karena kecapean seharian kerja di tanah perantauan.
Hanya orang tua hebat yang merelakan anaknya pergi jauh meninggalkannya, dan hanya orang-orang kuatlah yang berani menjelajah kota orang bahkan negri sebrang.Â
Orang tua tahu bahwa sangat berat melapaskan anaknya pergi ke tanah orang, tapi disitulah kehebatan seorang ibu dan ayah melepaskan anaknya untuk mendapatkan pengalaman yang lebih banyak dibanding tinggal bersamanya di kampung halaman.
Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan pun berganti, kami anak rantau sudah terbiasa dengan kesendirian dan kesepian tanpa melihat  langsung wajah dan senyuman dari kedua orang tua.Â
Saat jauh dari orang tua, kami selalu  berusaha menyimpan permasalahan  dan kerinduan kami sendiri tanpa harus berbicara langsung pada mereka, kami lebih memilih menceritakan hal yang baik-baik saja, sebab kami tak mau permasalahan kami ditanah rantau ini semakin membebani pikiran mereka.
Jika Saat sakitpun menerpa, jarang kami berterus terang ke mereka, kami tidak mau merepotkan orang tua dengan  banyak keluhan ini dan itu, sakit ini sakit itu, pengen ini  pengen itu, kami sudah terbiasa berbohong kepada kedua orang tua di kampung halaman dengan ketidak terus terangan ini.
Selain kepada orang tua Kami juga memang sangat merindukan tanah kelahiran, tapi "kerinduan ini  akan kami ganti dengan kesuksesan kami nanti", itulah kata-kata motivasi yang memecut bagi kami seorang anak rantau agar selalu semangat bejuang untuk menggapai kesukesan di tanah perantuan.Â