Jakarta, ibu kota Indonesia yang dipenuhi dengan gedung-gedung pencangkar langit. Jika menghabiskan waktu luang di Jakarta, mungkin tempat yang kerap direkomendasikan adalah pusat perbelanjaan atau tempat kuliner yang mengajak pengunjungnya seakan-akan sedang jalan-jalan di luar negeri.
Namun beberapa waktu ini beberapa tempat wisata yang kurang tenar dulu mulai naik daun di kalangan muda-mudi Indonesia, tidak lupa dengan tagar Instagramable-nya.
Salah satu dari tempat wisata itu ialah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11, Jakarta.Â
Sesuai dengan namanya, Perpusnas tentu jauh berbeda jika kita sandingkan dengan tempat wisata lain di Jakarta, misalnya taman bermain yang terletak di utara Jakarta.
Perpusnas jauh dari imej perpustakaan yang penuh dengan buku tua, membosankan, bahkan kadang menyeramkan nan horror. Dinobatkan sebagai perpustakaan nasional tertinggi di dunia dengan 27 lantai, menurut penulis Perpusnas sukses menyajikan tampilan perpustakaan yang modern.
Tidak perlu takut jika Anda bukan penikmat buku bacaan atau tidak berkepentingan (misalnya sedang melakukan penelitian seperti skripsi) karena siapapun bisa mengunjungi Perpusnas.Â
Kunjungan pertama penulis ke Perpusnas pada 20 April 2022 pun didasari dengan rasa bosan akan pusat perbelanjaan di Jakarta dan rasa penasaran dengan tempat yang sedang hits ini.
Terdapat dua hal paling penting sebelum mengunjungi Perpusnas, yaitu: memastikan jadwal buka dan tutup Perpusnas dan membaca peraturan untuk pengunjung.
Yang pertama, memastikan apakah Perpusnas buka pada hari yang Anda rencanakan penting karena Perpusnas selalu tutup ketika hari libur nasional dan akhir pekan. Selain itu, Perpusnas terletak di tengah-tengah ibu kota yang rawan ditutup jalannya karena demonstrasi.
Ketika penulis pergi pada bulan April, Perpusnas terdampak rekayasa arus lalu lintas karena demonstrasi yang diselanggarakan tidak jauh dari sana.Â
Selain itu, hari-hari penting seperti Puasa Ramadhan juga mempengaruhi jam buka. Sumber informasi mengenai Perpusnas dapat dilihat di Instagram @/perpusnas.go.id.
Yang kedua, penting untuk mempelajari peraturan Perpusnas sebelum berkunjung. Terdapat beberapa ketentuan yang harus dipatuhi ketika mengunjungi Perpusnas, seperti: harus menyimpan barang bawaan di loker, dan syarat kartu keanggotaan untuk meminjam buku. Peraturan-peraturan tersebut dapat dilihat juga di media sosial Perpusnas.
Pandemi COVID-19 juga mempengaruhi peraturan Perpusnas, misalnya pengunjung harus menunjukkan bukti vaksinisasi sebelum masuk. Namun tidak perlu takut jika kebingungan, dari pengalaman penulis, staf di Perpusnas sangatlah ramah dan informatif. Â Â
Dikarenakan letak Perpusnas yang berada di pusat kota, penulis memutuskan untuk menggunakan bus Transjakarta. Penulis merekomendasikan menggunakan Transjakarta karena halte yang letaknya tepat di depan Perpusnas, yaitu Halte Balai Kota.
Sampainya di Perpusnas, kita disambut dengan sebuah gedung tua yang merupakan cagar budaya bekas tempat tinggal gubernur Hindia Belanda dulu.Â
Gedung tua yang dibangun pada tahun 1942 ini sekarang dimanfaatkan sebagai Hall of Fame yang berisi sejarah aksara dan penuturan. Gedung ini sangatlah menarik, kental dengan gaya arsitektur Indische Empire yang tentunya Instagramable.
Melewati gedung cagar budaya tersebut, kita sampai di gedung baru Perpusnas yang diresmikan pada tahun 2017. Memasuki lobi utama di lantai 1, kita sudah dapat merasakan Perpusnas yang modern dan nyaman.Â
Disambut dengan rak buku yang tingi menjulang dari lantai dasar hingga lantai 4. Walaupun tidak bisa diambil bukunya, penulis sedikit mengintip judul-judul buku yang dipajang di rak buku raksasa tersebut adalah buku-buku arsip jauh sebelum Indonesia merdeka.Â
Jangan lupa membuat kartu keanggotan ketika mengunjungi Perpusnas. Kartu ini dapat digunakan untuk meminjam buku untuk dibawa pulang. Keanggotan Perpusnas juga berguna untuk mengakses iPusnas, perpustakaan digital milik Perpusnas.
Sebelum mencari bahan bacaan, penulis pertama langsung menggunakan lift untuk naik ke lantai tertinggi di Perpusnas yaitu lantai 24. Menjadi spot paling Instagramable di Perpusnas, disini kita dapat melihat Jakarta dari perpustakaan nasional tertinggi di Indonesia.
Letaknya yang sejajar dengan Monumen Nasional memberikan pengunjung pemandangan langsung ke monumen kebanggan ibu kota Jakarta tersebut.Â
Letaknya yang berada di jalur Ring 1, pemandangan dari Perpusnas adalah pemandangan yang "one of a kind" karena tentu tidak sembarangan orang bisa melihat langsung ke sekitar Ring 1 dari ketinggian, apalagi dengan gratis.Â
Bosan melihat Monas dari bawah, atau justru melihat sekitar Monas dari lantai tertingginya, di Perpusnas kita bisa melihat Monas secara keseluruhan.
Mencari bahan bacaan, buku-buku di Perpusnas cukuplah lengkap. Untuk koleksi buku fiksi yang penulis lihat kebanyakan adalah terbitan atau sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.Â
Satu judul buku pun kebanyakan lebih dari satu cetakan. Penulis tidak menghabiskan banyak waktu untuk membaca di Perpusnas karena tidak banyak menemukan buku yang menarik.Â
Tidak semua koleksi buku di 27 lantai Perpusnas bisa diakses, beberapa lantai yang menyimpan koleksi khusus, seperti buku-buku langka.Â
Beberapa lantai yang penulis kunjungi dan bisa diakses bebas oleh pengujung antara lain lantai 7 (koleksi buku anak), lantai 21 dan 22 (layanan koleksi monograf terbuka)Â
Ketika penulis di Perpusnas, kebanyakan pengunjung adalah pelajar yang sedang mencari bahan penelitian. Penulis cukup kaget ketika sesampainya di Perpusnas ternyata cukup ramai pengunjung.Â
Namun dengan banyaknya fasilitas tempat duduk disini, pengunjung tidak perlu takut untuk berebutan tempat duduk maupun berdempet-dempetan di tengah pandemi ini.Â
Tidak heran Perpunas menjadi salah satu tempat yang sedang hits dan disebut sebagai salah satu tempat Instagramable di Jakarta. Ketika bosan ke tempat perbelanjaan atau tempat wisata lainnya, Perpusnas dapat menjadi tempat wisata yang menarik.Â
Namun jangan lupa untuk selalu menaati peraturan dan tidak menggangu pengunjung lainnya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI