Namun dua hal yang pasti adalah: The Blue Diamond Affair telah merugikan perekonomian kedua negara, dan ditengah modernisasi global Thailand dan Arab Saudi saling membutuhkan satu sama lain.Â
Dari sisi Thailand, perbaikan hubungan diplomatik ini membawa angin segar. Masih dalam pandemi COVID-19, rencana perbaikan perekonomian Thailand difokuskan dalam pendapatan dari turis dan pendapatan dari tenaga kerja yang dikirim ke Arab Saudi.
Maskapai nasional Arab Saudi, Saudia, diketahui telah mulai menjadwalkan penerbangan langsung ke Thailand mulai bulan Mei 2022 setelah meluncurkan kampanye iklan liburan ke Bangkok. Kementerian Keuangan Thailand memprediksi total turis asing akan meningkat menjadi 7 juta tahun ini, dimana pada tahun 2021 hanya 427.869 orang.Â
Di sisi lainnya, Pangeran Mohammed terus melancarkan rencananya untuk memenangkan sekutu dari luar negeri menyusul keretakan hubungan regional di Timur Tengah.Â
Perbaikan hubungan ini juga sangat mencerminkan Arab Saudi yang sedang gencar-gencarnya melakukan modernisasi dan berusaha melepaskan ketergantungan dari pendapatan minyak.Â
Negara ini terus berusaha menarik turis dan investor asing, merombak Arab Saudi yang selama ini selalu dikenal sebagai negara yang tertutup dan catatan Hak Asasi Manusia yang buruk.Â
Penulis pun menyimpulkan, hubungan kedua negara yang putus hampir 32 tahun ini pada akhirnya akan kembali erat karena kepentingan-kepentingan yang sulit di-nomor duakan di tengah globalisasi dan perbaikan perekonomian pasca pandemi COVID-19.
Berlian biru pun mulai ditinggalkan dan dilupakan, menyisakan Kriangkrai, Santhi beserta istri dan anaknya, Cahlor, dan 5 warga negara Arab Saudi lainnya yang menjadi korban dari kutukan berlian tersebut.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H