Chudori terinspirasi dari keluarga yang ditinggalkan oleh 13 korban penculikan aktivis, yang membentuk Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) hingga sekarang giat melakukan Aksi Kamisan di depan Istana Negara. Â
Terus, mengapa kita tidak membaca buku sejarah saja? Perlu diakui, ketika membaca buku sejarah kita terkadang harus menghadapi kebosanan. Banyak tanggal-tanggal penting ataupun tokoh-tokoh yang tidak familiar.
Menurut saya kebosanan itu terjadi karena manusia memang fokus pada hasil akhir, pada ending sebuah buku. "Sudah ketahuan ini endingnya, akhirnya pasti ada demonstrasi di depan kampus kemudian Bapak Presiden mengundurkan diri," ujar saya dulu.
Dari sini lah 'fiksi' itu bermanfaat, ketika tumpahan ide penulis sukses membuat pembacanya tetap nempel dengan sebuah kejadian sejarah seperti cicak di dinding. Walaupun kita sudah mengetahui faktanya, kita terus terdorong untuk mencari arti dan makna dari kehidupan tokoh yang diceritakan. Terbentuk sebuah hubungan emosional antara pembaca dengan sang tokoh fiksi dengan peristiwa yang terjadi di masa lalu.
Lewat fiksi sejarah, kita tahu, merasa ikut mengalami, mengenal motif, emosi, dan perjalanan di dalam realitas historis para tokoh sejarah yang sebenarnya.
Salah satu hal yang kerap saya pikirkan ketika membaca fiksi sejarah adalah: ternyata tokoh-tokoh hebat dalam sejarah tidak jauh berbeda dengan saya, seorang manusia biasa. Sama seperti saya, ternyata Bapak Nezar Patria juga merasakan ketakutan.
Penulis novel biasanya menambahkan berbagai bumbu cerita yang menarik, seperti cerita romantis antara Laut Biru dan kekasihnya atau pengkhianat diantara pertemanan Laut Biru. Â
Sekali merengkuh dayung dayung, dua tiga pulau terlampaui. Sekali membaca buku fiksi sejarah, Anda dapat dihibur oleh tulisan fiksi sekaligus mempelajari sejarah. Â
Manfaat selanjutnya yang saya dapatkan dari buku fiksi sejarah adalah mesin waktu. Ratusan halaman buku tersebut menjadi mesin waktu.Â
Jutaan buku fiksi sejarah siap membawa Anda berkeliling menjelajahi ruang dan aktu, dari tahun 1998 di Indonesia ataupun 1820 di Amerika Serikat.