Hal ini juga diakui oleh Presiden Indonesia Joko Widodo lewat cuitannya hari ini, 10 Mei 2021, yang saya terjemahkan ke bahasa Indonesia, yaitu:
"Pengusuran paksa warga Palestina dari Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, dan penggunaan kekerasan terhadap warga sipil Palestina di Masjid Al-Aqsa tidak boleh diabaikan. Indonesia mengutuk tindakan tersebut dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan atas pelanggaran berulang yang dilakukan oleh Israel. Indonesia akan terus berpihak pada rakyat Palestina."Â
Nada serupa juga diberikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi.Â
Beberapa desakan untuk menghentikan kekerasan dan pengusuran paksa juga sudah dilayangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan juga negara-negara selain Indonesia.Â
Sayangnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap membela aksi aparat kepolisian dalam bentrokan di kawasan Masjid Al-Aqsa dan menolak untuk menghentikan rencana pembangunan di Yerusalem Timur.Â
Lewat tulisan ini, saya ingin menyorot mirisnya serangan terhadap masyarakat sipil yang terjadi di dalam rumah ibadah.Â
Dengan latar belakang permasalahan yang sudah lama dan sangat amat kompleks antara Israel dan Palestina, menurut saya sangatlah sedih dan menakutkan situasi yang dialami oleh ribuan jemaah yang sedang menjalankan ibadah tarawih justru harus lari-larian berusaha menyelamatkan nyawanya.Â
Mungkin dari ribuan jemaah tersebut juga terdapat anak-anak dan perempuan yang ketakutan. 7 Mei 2021 merupakan hari Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan yang tentu sangat berarti untuk ribuan jemaah yang beribadah di Masjid Al-Aqsa saat itu.Â
Sayangnya serangan terhadap masyarakat sipil di rumah ibadah yang melanggar Hak Asasi Manusia dalam kebebasan beragama bukan hanya terjadi di Palestina. Hal yang sama juga terjadi di Myanmar yang sudah 3 bulan hidup dibawah kudeta militer.Â
Sejak 1 Februari 2021, 780 orang masyarakat sipil tewas dan 3.826 orang ditahan karena menolak kepemimpinan militer.
Bulan lalu, tepatnya pada 8 Mei 2021, empat gereja katolik di Kota Pathein, Myanmar digerebek oleh aparat keamaan atas dugaan kegiatan ilegal dan aktivis anti-kudeta. Penggerebekkan juga disertai dengan tembakan dari senjata api.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!