Silent vlogger juga kerap mempromosikan slow living atau gaya hidup lambat. Slow living adalah salah satu gaya hidup untuk menikmati dan memaknai setiap detik dalam hidup yang cocok diterapkan di dunia yang serba cepat sekarang. Selain itu mereka juga kerap mempromosikan gaya hidup minimalis yang sederhana.
Manfaat silent vlog
Lewat silent vlog yang kerap penulis tonton, penulis belajar untuk fokus dan menghargai hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari yang kerap penulis abaikan.Â
Ternyata hal-hal kecil dalam hidup seperti memotong bawang pun bisa menjadi sesuatu yang indah lewat silent vlog. Silent vlog ini juga cocok untuk para introvert seperti penulis.
Silent vlog juga memiliki efek menenangkan lewat ASMR atau Autonomous Sensory Meridian Response. ASMR adalah respon "euforia tingkat rendah" yang muncul pada tubuh kita ketika melihat visual atau mendengar bunyi yang terasa menyenangkan.Â
ASMR pun dipercaya dapat menimbulkan rasa rileks, membantu mengatasi depresi, dan membantu permasalahan sulit tidur. Â
Dalam wawancara Vice dengan Dr. Sheri Jacobson yang merupakan ahli di bidang psikoterapi dan praktik konseling, ia menjelaskan lewat silent vlog alih-alih memposisikan diri sebagai pesaing penonton justru diajak ikut serta dalam kehidupan sehari-hari para vlogger.Â
Silent vlog juga bersifat relevan dan inklusif karena kegiatan yang ditunjukkan mungkin tidak jauh beda dengan yang kita lakukan tiap hari. Ini tentu berbeda dengan jenis vlog lain yang menurut penulis menunjukkan kegiatan atau benda yang belum tentu dapat kita lakukan atau dapat kita akses.Â
Rekomendasi silent vlog
Tren silent vlog berasal dari Korea Selatan, di mana kebanyakan vlogger yang paling banyak ditonton tinggal ataupun berasal dari Korea Selatan.Â
Lewat tulisan ini penulis ingin merekomendasikan silent vlog favorit penulis yang mungkin juga dapat Anda nikmati. Subtitle selalu disediakan dalam bahasa Inggris, namun kadang juga ada vlogger yang menyediakan subtitle dalam bahasa Indonesia.
1. Kimi
Kimi adalah seorang perempuan yang awalnya tinggal di Seoul, Korea Selatan. Untuk menerapkan gaya hidup slow living, ia pindah ke sebuah desa di Korea Selatan bersama orangtuanya dan hidup sebagai petani.Â