Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tradisi Merayakan Ulang Tahun Umat Manusia dengan Mengonsumsi Sayur 7 Rupa

18 Februari 2021   12:20 Diperbarui: 19 Februari 2021   03:04 8639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada malam sebelum Tahun Baru Imlek, selalu diadakan reunion dinner atau makan malam dengan tujuan mengumpulkan seluruh anggota keluarga. Makan malam ini selalu berlimpah dengan lauk yang istimewa seperti teripang, daging babi, kepiting, ikan, ataupun udang yang memiliki simbolnya masing-masing. 

Setelah 6 hari merayakan Tahun Baru Imlek dengan mengonsumsi masakan hewan yang kebanyakan terdiri dari daging ataupun hasil laut, sudah menjadi tradisi wajib pada hari ke-7 untuk mengonsumsi 7 jenis sayuran hijau. Hari Imlek ke-7 jatuh pada hari ini ketika artikel ini ditulis, yaitu pada tanggal 18 Februari 2021. 

Hari Ulang Tahun Seluruh Umat Manusia

Hari ke-7 Imlek disebut dengan rén rì (人日) dimana menurut adat istidat China adalah hari dimana manusia diciptakan. Dalam mitologi China, seorang dewi bernama Nüwa (女娲) menciptakan seluruh makhluk hidup dimana hari pertama diciptakan ayam, hari kedua adalah anjing, kemudian babi hutan, domba, sapi, kuda dan pada hari ke-7 adalah diciptakannya umat manusia.

Berdasarkan urutan penciptaan Dewi Nüwa ini, maka hari ke-7 sesuai dengan penanggalan kalender lunar adalah hari lahir atau hari ulang tahun dari seluruh umat manusia. Maka pada hari ulang tahun seluruh umat manusia tersebut, tidak diperbolehkan membunuh ataupun mengonsumsi daging hewan ataupun hasil laut.

Pada hari yang spesial ini setiap umat manusia satu tahun lebih tua dan dirayakan dengan masakan dengan makna simbolis yang kuat serta menyehatkan.

7 Jenis Sayuran dengan Simbolisasinya Masing-masing

Tradisi untuk mengonsumsi sayur 7 rupa ini masih dipegang oleh keluarga penulis. Dari pengetahuan penulis, tradisi ini dimulai oleh masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa yang termasuk ke dalam suku Hakka atau Khek.

Sekarang, tradisi ini banyak dijalankan oleh seluruh keturunan Tionghoa di Indonesia maupun di Singapura dan Malaysia tanpa melihat dari suku mana. Tradisi ini disebut dengan qī yàng cài (七样菜) atau dalam bahasa Hakka disebut dengan chit jong chai yang berarti 7 jenis sayuran dan dikonsumsi pada nián dì qī (年第七)

7 jenis sayuran | Foto milik pribadi
7 jenis sayuran | Foto milik pribadi

Dalam menjalankan tradisi ini, 7 jenis sayuran tersebut bukanlah asal sayur. Salah satu pantangan dalam tradisi ini adalah tidak boleh ikut memasukkan sayuran yang batangnya kosong seperti kangkung.

Untuk memasak sayur ini juga tidak boleh dicampur dengan daging hewan ataupun seafood. Bumbu penyedap rasa seperti garam atau lada masih diperbolehkan, walaupun di keluarga penulis biasanya hanya menambah bawang putih. 7 jenis sayuran yang biasanya dipakai adalah:

  1. Suàn cài (蒜菜) atau daun bawang bakung, menjadi simbol dari kemampuan seseorang untuk membuat rencana yang sukses
  2. Cōng cài (蔥菜) atau daun bawang biasa, menjadi simbol dari kemampuan atau kepandaian.
  3. Qín cài (芹菜) atau seledri, menjadi simbol dari ketekunan dan keuletan seseorang
  4. Jiu cài (韭菜) alias kucai, menjadi simbol dari keadadian dan kelanggengan
  5. Jièmò cài (芥末菜) alias sawi, menjadi simbol dari sikap untuk selalu membuat strategi dan berpikir jauh ke depan
  6. Shēng cài (生菜) alias selada, menjadi simbol dari kesehatan dan penuh semangat
  7. Jiè lán (芥蘭) atau sayur kailan, menjadi simbol dari persatuan.

Ketujuh sayuran tersebut biasanya digunakan sebagai kombinasi untuk masakan sayur 7 rupa ini, sayuran lain juga dapat digunakan. Sepertinya ketujuh sayuran di atas yang biasanya digunakan adalah sayuran yang panen di antara musim dingin dan musim semi, dimana Tahun Baru Imlek selalu dirayakan pada awal musim semi di China.

Walaupun kesannya sudah tidak orisinil lagi, biasanya sayuran tersebut diubah dikarenakan tidak dapat ditemukan ataupun karena masalah selera.   

Tradisi Nanakusa dari Jepang yang menggunakan 7 jenis herbal  | Foto diambil dari AsianInspirations
Tradisi Nanakusa dari Jepang yang menggunakan 7 jenis herbal  | Foto diambil dari AsianInspirations

Serupa tapi Tak Sama?

Tradisi Nanakusa (七草) yang diartikan sebagai tujuh rumput yang mirip dengan qī yàng cài juga dilakukan oleh masyarakat Jepang. Walaupun mirip, tradisi ini berbeda dimana masyarakat Jepang memasak 7 jenis sayuran dalam bentuk bubur. 

Tidak dilakukan pada hari ke-7 menurut kalender lunar, tradisi Nanakusa justru dilakukan pada hari ke-7 menurut kalender solar atau kalender yang biasa digunakan sehari-hari. 

Tujuan dari Nanakusa adalah untuk mengistirahatkan perut yang selama merayakan tahun baru diisi dengan lauk-pauk yang berasal dari daging hewan atau hasil laut. Bubur 7 sayuran ini juga dipercaya untuk meningkatkan kesehatan. 

Berbeda dengan tradisi qī yàng cài yang menggunakan sayuran, tradisi Nanakusa menggunakan tumbuhan herbal musim semi yang dapat dimakan. 

7 jenis sayuran yang sudah dimasak | Foto milik pribadi
7 jenis sayuran yang sudah dimasak | Foto milik pribadi

Tahun ini, hari ke-7 dari Tahun Baru Imlek jatuh pada 18 Februari 2021. Ikut menjalankan tradisi ini, 7 sayuran yang dimasak penulis hari ini sedikit berbeda dengan urutan di atas. 

Di keluarga penulis, urutan 7 sayuran yang wajib dimasak adalah: bayam, kailan, sawi hijau, sawi pahit, sawi keriting, bok choy, dan sawi huma. Penulis pun ragu apakah benar menyebutkan dengan benar nama-nama sayuran tersebut. Biasanya di pasar-pasar tradisional kerap ditemukan paket yang dijual satuan lengkap dengan 7 jenis sayuran yang dibutuhkan.

Tradisi yang sudah dijalankan turun temurun ini memiliki tujuan yang penting, yaitu untuk kesehatan. Setelah beberapa hari mengonsumsi masakan yang berbahan daging hewan atau hasil laut, ditambah dengan kue lapis, kue kering dan cemilan beserta minuman bersoda tentu penting untuk mengonsumsi sayuran yang kaya akan vitamin. 

Sumber: 1 dan 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun