Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Itu Negara Landlocked?

23 November 2020   16:44 Diperbarui: 1 Juli 2022   21:29 2107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu sebagai sebuah negara, sulit untuk hanya bergantung dengan produksi bahan pangannya sendiri dan diperlukan import dari luar negeri. Di negara landlocked, biasanya harga pangan akan menjadi lebih mahal dipengaruhi oleh sulitnya proses masuknya bahan pangan import tersebut yang akan kemudian mempengaruhi bahan pangan dari dalam negeri.

Hingga sekarang, berbagai kebijakan sudah dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Perdagangan Dunia untuk meningkatkan kesetaraan antara negara landlocked dengan negara yang memiliki akses ke laut dimana salah satunya adalah kebijakan mengurangi bea cukai. Tetapi karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah kebijakan, kesetaraan masih sulit untuk diraih.

Menurut United Nations, hampir seluruh negara landlocked termasuk ke dalam daftar negara berkembang atau developing countries, atau negara paling sedikit berkembang atau Least Developed Countries (LDCs), kecuali negara landlocked yang berasal dari Eropa. 

Alasan mengapa negara landlocked di Eropa bisa menjadi negara maju, seperti Luxemborg. Liechtenstein atau Switzerland, dikarenakan infrastruktur transportasi yang sudah maju menuju akses ke negara tetangga. 

Berbeda dengan negara-negara landlocked lain yang cenderung memiliki infrastruktur yang buruk dan dikelilingi dengan negara tetangga yang juga masih berkembang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun