Mohon tunggu...
Jenia Sindita
Jenia Sindita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Pendidikan IPS UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penyempurnaan Lingkungan Permukiman Kumuh Berbasis Konsep Ecovillage di Indonesia

20 Desember 2020   20:35 Diperbarui: 20 Desember 2020   20:53 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Permukiman kumuh adalah salah satu masalah lingkungan yang dihadapi dan terjadi di hampir semua kota-kota besar. Salah satu faktor yang mempengaruhi permukiman kumuh yaitu adanya perkembangan dari suatu kota itu sendiri yang tidak terlepas dari pertumbuhan penduduknya. Pertumbuhan penduduk dapat terjadi karena disebabkan oleh tingginya angka perpindahan penduduk dari desa ke kota atau sering disebut sebagai  urbanisasi. 

Nah, karena adanya urbanisasi ini maka akan meningkatkan jumlah peduduk, sehingga terjadi peningkatan juga terhadap jumlah kebutuhan ruang untuk penduduknya bermukim, seperti kebutuhan primer yaitu tempat tinggal yang berupa perumahan dan permukiman. 

Selain itu, dengan pertumbuhan penduduk yang terus terjadi akan menyebabkan lingkungan hunian menjadi tidak sehat dan tidak nyaman untuk ditinggali karena banyaknya aktifitas dari penghuni yang terlalu berlebihan, contohnya seperti membuang sampah atau limbah sembarangan.  Padahal, permukiman salah satu bagian penting dari penduduk karena memiliki fungsi sebagai lingkungan tempat tinggal, lalu lingkungan hunian dan tempat untuk melakukan kegiatan yang bisa mendukung aktivitas kehidupan manusia.
 
Permukiman kumuh dapat diartikan sebagai lingkungan permukiman yang sudah mengalami penurunan kualitas secara fisik, sosial ekonomi maupun sosial budaya, sehingga penduduk yang ada dilingkungan tersebut tidak mendapatkan kehidupan yang layak. Sementara, Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi sekitar 1,45% maka tidak heran jika di Indonesia banyak kota besarnya yang masih ada permukiman kumuh.

Oleh sebab itu, permukiman kumuh merupakan penyakit kota besar yang harus ditangani agar tidak ada lagi kawasan permukiman kumuh dan jika  tidak terdapat kebijakan serta tindakan tegas dari pemerintah maka dapat menimbulkan banyak sekali dampak negatif, salah satunya yaitu akan semakin meningkatnya kawasan permukiman kumuh di Indonesia.
 
Untuk mengetahui penanganan yang tepat terkait permukiman kumuh, maka perlu dilakukan analisis tingkat kekumuhan berdasarkan karakteristik lingkungan, ekonomi, dan keadaan sosial penduduknya serta menyusun konsep penanganan permukiman kumuh yang sesuai. Sebenarnya, berbagai upaya penanganan permukiman kumuh telah lama dilakukan, akan tetapi hasilnya belum menunjukkan perubahan yang signifikan dan bermakna dalam membantu penataan dan juga perbaikan permukiman kumuh.
 
Maka dari itu, salah satu cara yang dapat dilakukan lagi untuk meningkatkan kualitas  permukiman kumuh menjadi permukiman yang bersih, teratur dan rapih yaitu dengan cara menerapkan konsep ecovillage. 

Ecovillage itu sendiri merupakan suatu konsep tata ruang dan wilayah yang lebih memperhatikan kualitas penduduk dan pastinya juga kualitas ekologis secara keseluruhan, hal ini dapat terjadi dikarenakan akan melibatkan semua sudut pandang dari kehidupan makhluk hidup. 

Penduduk kota atau desa yang berada didalam suatu lingkungan akan berusaha mengintegrasikan kelestarian lingkungan sosial. Suatu daerah bisa dikatakan ecovillage, apabila penduduk daerah tersebut mampu mengelola lingkungannya, sesuai kaidah keberlanjutan meliputi konservasi, dan pemanfaatan serta pemulihan lingkungan.

Ecovillage lebih menekankan kepada pembangunan kawasan pendesaan yang akan mempertimbangkan pencapaian dalam kualitas individu, keluarga, masyarakat dan kualitas lingkungan alam yang berkelanjutan.
 
Maka tentu saja, hal ini diharapkan akan mengurangi permukiman kumuh karena dapat mengurangi masalah kependudukan dengan mengurangi arus balik urbanisasi yang tadinya dari desa ke kota menjadi kota ke desa. Siapa tahu, dengan adanya daerah ecovillage yang notabenenya merupakan daerah yang berbasis kebudaayan lingkungan, penduduk merasa tertarik untuk menetap tinggal disana karena telah bosan dan jenuh di perkotaan. 

Sehingga dapat mengurangi masalah kependudukan. Selain itu, ecovillage juga dapat mengurangi masalah sosial perkotaan yang semakin kompleks, karena seperti yang kita ketahui jika kebanyakan masyarakatan perkotaan bersifat apatis atau yang disebut sikap tak acuh atau tidak peduli terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya.
 
Penyempurnaan permukiman  kumuh merupakan suatu kegiatan yang berguna bagi orang banyak, karena kegiatan bertujan untuk memperbaiki serta memperbarui suatu  kawasan kota yang memiliki mutu lingkungan yang sangat rendah atau bahkan buruk. Pengembangan konsep ecovillager dapat berjalan lancar dan mulus, apabila didukung oleh seluruh komunitas masyarakat, khususnya masyarakat atau penduduk desa, karena ecovillage termasuk ke dalam gerakan untuk mengubah perilaku masyarakat di sebuah daerah, apa lagi desa.
 
Dengan adanya penyempurnaan  permukiman melalui penerapan konsep ecovillage lewat pembangunan permukiman yang berkelanjutan dan dalam jangka waktu yang lama, namun tetap sesuai dengan konsep perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan berintegrasi dengan dimensi sosial, ekonomi, dan budaya karena ecovillage mencakup empat aspek, yaitu ekologi, sosial, spriritual, dan ekonomi.  Ecovillage di suatu daerah bisa terwujud apabila penduduk atau masyarakat menggabungkan berbagai aspek , yaitu :

1. Desain Ekologis : desain yang bermanfaat untuk meminimalisir dampak yang merusak lingkungan dengan cara menyatukan diri dengan proses terkait makhluk hidup.
2. Agrokultur Permanen : pengelolaan suatu pertanian dan peternakan untuk pendapatan serta meningkatkan kualitas lahan.
3. Bangunan Ekologis : suatu bangunan yang lingkungannya akan menggunakan air, energi dan sumber daya dengan sefesien dan sebaik mungkin, lalu bisa juga untuk meningkatkan produktivitas pengguna agar dapat mengurangi limbah, polusi dan kerusakan lingkungan
4. Energi Alternatif : dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun