Mohon tunggu...
Yuni  Andriyani
Yuni Andriyani Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta, Always Smile and Hard Worker, Nrimo ing Pandum, dll visit my web - jengyuni.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Potensi Industri Halal Indonesia Besar, Kenapa Tertinggal?

10 Januari 2018   01:32 Diperbarui: 10 Januari 2018   03:15 6388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Global Islamic Economy Report (Infografis Pribadi)

Berkaca pada keberhasilan negara tetangga, Malaysia sudah fokus dengan industri halal sejak tahun 2006. Berbagai inisiasi, insentif dan dukungan diberikan pemerintah Malaysia untuk menumbuhkan industri ini.

Dua tahun kemudian membuat roadmap sebagai acuan dalam mengembangkan industri tersebut. Apa yang dilakukan selanjutnya adalah mendirikan Halal Industry Development Corporation (HDC) yaitu sebuah badan khusus untuk membina pembangunan industri halal dalam negeri. Hasilnya, menempati posisi teratas dalam report GIEI 2016/2017.

Patut kita tunggu pemerintah mengeluarkan design roadmap industri halal nasional yang mampu mengadopsi semua kepentingan untuk menumbuhkan industri halal ini secara holistik dari hulu sampai hilir. Apalagi menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin baru saja meresmikan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

Saya berandai-andai bahwa BPJPH ini juga menjadi garda terdepan tumbuhnya industri halal di Indonesia, lebih dari hanya sekedar menerbitan produk sertifikat halal tetapi juga lebih aktif menstimulir munculnya UKM-UKM berbasis syariah dimulai dari pinggiran. Wallahu'alam bissawab. (YA)

Daftar bacaan :

  • Global Islamic Economy Report (GIEI) 2016/2017
  • kemenperin.go.id/artikel/13969/Indonesia-Kembangkan-Kawasan-Industri-Halal
  • business-law.binus.ac.id/2017/05/31/roadmap-industri-halal-di-indonesia
  • syariahfinance.com/opini/195-prospek-industri-halal-global.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun