Liburan memang mengasikkan. Apalagi kalau diisi dengaan kegiatan jalan-jalan bersama keluarga. Tidak hanya sekedar untuk melupakan penat karena rutinitas sehari-hari, berlibur bersama keluarga juga cara jitu menciptakan kekompakan dan memperkuat kedekatan emosional antara suami dan istri pun juga orang tua dengan anak-anaknya. Selebihnya adalah menciptakan keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani.
Bagi saya, liburan bersama keluarga adalah sebentuk quality time yang terus terpelihara sejak menikah hingga mempunyai dua anak yang sekarang sudah ABG. Boleh dibilang ini telah menjadi semacam tradisi di keluarga kecil saya dan menjadi cara lain menikmati hidup.
Walaupun begitu, sebenarnya saya sekeluarga tidak mempunyai jadwal khusus kapan harus liburan bersama. Seringnya malah dadakan, ambil 'voting' langsung berangkat. Kecuali bila tujannya jauh hingga ke luar kota yang mau tidak mau membutuhkan persiapan yang matang.
Wisata Budaya, Favorit Keluarga Saya
Beruntung saya sekeluarga mempunyai selera yang sama. Selain pantai dan gunung, tempat wisata favorit ketika liburan adalah wisata budaya dengan mengunjungi tempat-tempat peninggalan sisa-sisa peradaban dan budaya masa lampau. Sebut saja seperti candi, keraton, benteng dan sejenisnya.
Sudah banyak sekali situs-situs budaya yang saya kunjungi bersama keluarga, terutama yang berada di pulau Jawa. Dengan mengunjungi situs-situs budaya tersebut, saya ingin memberikan 'bekal penalaran' kepada anak-anak agar lebih mengenal serta mencintai warisan sejarah dan budaya bangsanya sendiri. Siapa lagi yang akan mencintai dan merawatnya kalau bukan anak bangsa sendiri.
![Infografis Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/08/manfaat-wisata-budaya-5a52693116835f27ef411e52.jpg?t=o&v=770)
Berbeda dengan tahun sebelumnya, liburan akhir tahun beberapa waktu lalu saya sekeluarga sepakat untuk menikmati kota Yogja saja. Saya sih senang-senang saja. Selain hemat biaya, saya juga tidak perlu mempersiapan ini dan itu seperti halnya kalau mau liburan ke luar kota, begitu pikir saya. Kemana ?
Anak-anak kepengin mengunjungi situs peninggalan Ratu Boko lagi. Nah Lho,Lagi ? Iya. Seingat saya memang sudah tiga kali mengunjungi situs cagar budaya yang berada di Bokoharjo, Prambanan, Yogjakarta ini.
“Sampai sore ya, ma. adek mau foto-foto lagi yang bagus buat update Instagram.” Pinta Si Kecil Ayunda.
“Iya ma, kakak juga.” Timpal kakaknya, Arya.
Entah apa yang ada dipikiran anak-anak. Sepertinya mereka mencoba untuk eksis di dunia sosmed. Mungkin memang seperti itu salah satu identitas Kids Zaman Now. Tapi apa boleh buat, tak ingin mereka kecewa saya dan suami pun mengiyakan.
Pilihan anak-anak memang tepat. Seperti halnya Candi Prambanan, situs Keraton Ratu Boko adalah destinasi wisata foto paling keren di ujung Timur Yogyakarta. Situs yang sudah ada sejak abad ke-8 ini setiap bagiannya memancarkan keeksotisan yang luar biasa.
Berbeda dengan peninggalan purbakala lain di masa Jawa Kuno yang umumnya berbentuk bangunan keagamaan, situs Ratu Boko merupakan kompleks profan lengkap dengan gerbang masuk, pendopo, tempat tinggal, kolam pemandian hingga pagar pelindung.
Menelusuri satu demi satu bagian-bagian situs yang saling terpisah di hamparan tanah lapang seluas 25 ha ini, saya seperti terlempar kembali ke masa lalu bak berada di negeri dongeng. Tak bosan rasanya, walaupun kunjungan tahun ini bukan yang pertama.
Bagi yang menggemari fotography dan tertantang membuat karya foto artistik dan epik, di sinilah tempatnya. Jangan heran kalau situs ini sangat difavoritkan oleh para calon pengantin dari berbagai daerah sebagai lokasi foto pra wedding yang sempurna.
![Sekilah Situs Ratu Boko (Infografis Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/08/candi-ratu-boko-infografis-5a531b5fdd0fa87a8c17ba92.jpg?t=o&v=770)
Ada banyak sekali spot-spot foto terbaik di situs Ratu Boko. Dengan sedikit memainkan angle kamera, di 7 lokasi ini akan memperoleh hasil foto yang keren dan epik, yakni :
Gerbang masuk, Gerbang masuk terdiri atas dua gerbang yaitu gerbang luar yang mempunyai 3 gapura paduraksa dengan posisi berjajar dari araj Utara ke Selatan. Sedangkan gerbang dalam (utama) yang mempunyai ukuran lebih besar, terdiri atas 5 gapura paduraksa yang bebaris sejajar dengan gerbang luar dan berada di antara dua gapura pengapit. Letaknya berada di sisi Barat.
Candi Batukapur, sebuah pondasi berukuran 5×5 m2 yang dibangun dari batu kapur. Letaknya sekitar 45 m dari gerbang ke arah timur laut.
Candi Pembakaran, sebuah bangunan berbentuk teras berundak setinggi 3. Bangunan ini menyerupai bentuk bujur sangkar dengan luas kurang lebih 26 m2. Letaknya berada sekitar 37 m dari gerbang utama arah timur laut.
Paseban Agung, membujur arah utara-selatan dengan lebar 7 m panjang 38 m dan tinggi 1,5 m. Di atas teras tersisa sekitar 20 umpak atau tumpukan batu yang diduga adalah pondasi untuk tiang dan atap bangunan. Letaknya berada sekitar 45 m ke arah selatan dari gapura.
Pendopo Utama -Bangunan berbentuk dinding setinggi 3m dengan luas sekitar 40 meter x 30 meter. Bengunan ini adalah teras yang digunakan bagi para tamu yang datang. Letaknya. berada di bagian selatan gapura.
Keputren, Tempat ini dibatasi dengan pagar batu setinggi 2 m dan mempunyai ukuran sekitar 31 X 8 m. Lingkungan keputren terbagi dua dan dibatasi oleh tembok batu dengan sebuah pintu penghubung.
Gua, terdapat 2 gua yakni Gua Lanang (Laki-Laki) berbentuk lorong persegi dengan lebar 3,7 m, dalam 2,9 m dan tinggi 1,3 m dan Gua Wadong (Perempuan) dengan ukuran lebar 3, dalam 1, 7 m dan tinggi 1,3 m. Letaknya di lereng bukit.
![Tangga Gerbang Utama (Dok. Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/08/img-13122-5a531c9ecf01b474c3297432.jpg?t=o&v=770)
![dok pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/08/gambar-situs-ratu-boko3-5a531cfc5e137372bd5da892.jpg?t=o&v=770)
![Lorong Gerbang Utama (Dok.Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/08/img-11800-5a5320cbcf01b47588353622.jpg?t=o&v=770)
Mengelilingi Situs Ratu Boko yang luas memang menguras energi. Dari satu lokasi ke lokasi yang lain jelas membutuhkan kinerja otot lumayan berat. Apalagi kalau sampai tuntas hingga naik ke atas bukit, melihat dengan mata kepala sendiri bagaiman bentuk gua lanang dan wadon yang melambangkan "lingga dan Yoni" dalam kepercayaan Hindu ini.
![Salah Satu Gua di Situs Ratu Boko (Dok. Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/08/img-1308-5a532452caf7db7ac1333672.jpg?t=o&v=770)
![Geliga Krim, Pereda Pegal dan Nyeri Otot (Dok. Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/08/dsc-0045-22-5a532003dd0fa87c3d10a9b2.jpg?t=o&v=770)
![Sedikit olesan memberi kehangatan hingga 5 jam (Dok.Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/08/dsc-00600-5a53249bcf01b475aa7c55d3.jpg?t=o&v=770)
Pengalaman saya, keharuman dan kehangatan dalam setiap olesannya bertahan hingga 5 jam setelah pemakaian, sampai saya dan keluarga tiba di rumah kembali.
![Geliga Krim (Infografis Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/08/infografis-geliga-krim-5a53291616835f77d714e232.jpg?t=o&v=770)
******
Nah, ayo ajak anak dan keluarga kita liburan dengan mengunjungi obyek-obyek wisata budaya agar lestari sepanjang masa. Jangan lupa bawa selalu Geliga Krim yang terbukti efektif mengatasi pegal dan nyeri agar keseruan liburan lebih maksimal. Terakhir, kalau anda mempunyai rencara liburan ke Yogyakarta dalam waktu dekat ini, masukkan juga situs Ratu Boko ini dalam list kunjungan kamu. Temukan keunikan warisan budaya yang berada diujung Utara Yogyakarta ini. Kapan ? (CJY)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI