Abunawas dan si Fulan baru saja pulang dari Majelis Ta'lim. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan pengemis tua renta yang kondisinya memprihatinkan. Melihat hal itu, si Fulan pun segera mengeluarkan kantong uangnya, bermaksud memberikan koin pada sang pengemis. Namun Abunawas mencegah.
"Eit, tunggu dulu Fulan.... Ingat pembahasan di Majelis Ta'lim tadi. Setiap amalan tergantung pada niatnya... Jadi jangan lupa berniat!"
Si Fulan pun menjawab,
"Terima kasih telah mengingatkanku sahabat..." . Sejenak Fulan pun terdiam, barulah menyerahkan koinnya pada sang pengemis. Fulan pun bertanya,
" Ya Abunawas, tidakkah kau ingin bersedekah?"
Abunawas pun menjawab,
"Tentu saja....."
Beberapa saat Abunawas terdiam, namun tidak terlihat tanda-tanda ingin memberi sesuatu pada sang pengemis. Fulan pun menunggu. Setelah sekian lama, Abunawas masih juga terdiam. Fulan mulai gelisah dan tidak sabar.
"Hai Abunawas, apa yang kau lakukan??? Dari tadi kau hanya terdiam sementara pengemis ini menunggumu!"
"Tenanglah sahabat... Aku sedang mencoba mengamalkan apa yang kuperoleh di majelis tadi... Aku berniat sebelum beramal. Tetapi ketika aku selesai berniat, kemudian terpikir olehku, bukankah sebelum berniat aku juga harus berniat? Dan bukankah sebelum berniat yang sebelum berniat itu aku harus berniat juga? Demikian seterusnya hingga aku terdiam lama...."
Fulan yang sangat mengenal Abunawas pun tersenyum kecut.
"Apa yang sedang kau pikirkan Abunawas?"
Abunawas pun menjawab dengan santainya,
"Pastilah para pemimpin negeri ini memiliki niat yang kuat...."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H