Mohon tunggu...
Jeng Liz
Jeng Liz Mohon Tunggu... wiraswasta -

Blogger Matre - Facebooker Writer

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jangan Sekedar Ikut Arus Trend Kalau Mau Sukses!

30 Maret 2014   19:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:17 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya cukup saklek dan konsisten untuk menggunakan gambar-gambar di status Facebook, notes saya. Apalagi untuk memberikan komentar di wall saya sendiri dan di wall teman saya.

Saya sering melihat banyak orang mengupload gambar atau foto untuk lucu-lucuan misalnya:


  • Gambar anak-anak yang warna kulitnya hitam, perut buncit dengan senyuman imut tapi ada kata-kata yang menyertai di gambar untuk menjadi bahan tertawaan.
  • Gambar orangtua seperti nenek-nenek, kakek-kakek yang berpakaian lusuh, kebaya, kain, pokoknya bukan berpakaian modern namun sambil memegang gadget dan gamber tersebut disertai dengan kata-kata untuk menjadi bahan tertawaan.
  • Ada lagi gambar perempuan sexy, dengan potongan leher blouse yang rendah, memperlihatkan belahan dada dan tonjolan dada yang bikin takjub mata laki-laki dan disertai pula dengan kata-kata untuk bahan tertawaan.


Semalam saya memang pasang status dan gambar 3 orang perempuan remaja yang berpakaian sexy namun kata-katanya tidak untuk menjadi bahan tertawaan... tapi sekedar menekankan pesan status saya dan kata-kata yang menyertai foto tersebut tidak ada unsur untuk melecehkan kaum wanita makanya saya berani mengupload nya ;)

Saya hanya ngga habis pikir, mengapa harus mengupload gambar atau foto yang saya jabarkan di atas? Apakah tujuannya memang untuk menjadi bahan tertawaan? Apakah pantas menertawakan fisik orang lain? Apakah pantas menertawakan orangtua yang ingin belajar teknologi dengan memegang gadget terkini?

Bagaimana jika anak itu adalah anak Anda? Bagaimana jika perempuan ituh adalah saudara perempuan Anda? Bagaimana jika orangtua itu adalah orangtua Anda, kakek dan nenek Anda?


Iyaaa saya saklek dan konsisten untuk hal seperti itu tidak pantas untuk dijadikan bahan tertawaan, lelucon dan sebagainya! Siapapun orangnya berhak untuk dihargai, mereka punya martabat yang sama, kita semua memiliki kedudukan yang sama di mata Tuhan, hanya amal ibadah kita yang membedakan kita dan itu pun hanya Tuhan yang mampu membedakan, menilainya secara adil! Bukan manusia yang bisa memberikan penilaian tersebut!

Kapan Indonesia bisa maju kalo sesama warga negara hanya bisa saling menjatuhkan, memojokkan, sedangkan mereka yang sudah jelas-jelas berprestasi meski tidak melulu soal piagam dan sertifikat, namun mereka punya tujuan yang non komersil, non politik untuk membantu mensejahterakan sesamanya malah ditertawakan, dibully, dihina!?

Okay, mungkin ada yang berusaha mengelak (ngeles), "Lah, itu lagi trend Jengliz!"

Trend yang membawa kita kepada rendahnya moral dan IQ jongkok apakah bisa meningkatkan harkat dan martabat kita terutama di mata Pencipta? Jadi penulis atau pekerjaan apapun ituh harus punya prinsip, jangan sekedar ikut arus TREND! Jangan bangga kalo cuma jadi follower!

Saya bukannya sotoy... yang saya pelajari dari kebanyakan mentor dan sahabat saya yang sudah sukses financial freedom, mereka ituh tidak pernah mengejek, menghina, merendahkan, memojokkan pihak lain bahkan orang yang baru mereka kenal. Dan itu yang sedang saya praktekan, terserah orang mau bilang saya pengecut karena tidak mau ikut kontes SEO (mendingan saya terima jasa SEO duitnya lebih berasa cuy), dibilang teknik SEO saya jadul bin katrok toh... perusahaan besar dengan brand ternama mau mengontak saya dan ingin team SEO nya saya training, dan ada yang ingin meng-hire saya untuk menjadi Leader SEO Strategist bekerjasama dengan konsultan SEO dari luar negeri, so what? Apakah saya harus ikut trend hanya untuk menyenangkan orang-orang yang tidak punya prinsip?!

Seperti yang sudah pernah saya tulis di artikel sebelumnya, saya sendiri pemain SEO yang kebetulan berjenis kelamin perempuan (perempuan tulen 100% loh). Tujuan saya bukan menjadi terkenal di internet marketing khususnya di SEO Indonesia, tujuan saya mau ngumpulin duit dengan menyalurkan semua ide marketing strategi SEO yang sudah penuh di otak saya untuk mereka yang berani bayar (baca; menghargai) untuk semua itu ;)

Lah, nyatanya nih yang jago SEO itu banyak kok di Google tinggal ketik kata kunci: pakar SEO, belajar seo, belajar bisnis online kalo mereka bisa muncul di halaman 1 Google.com yaaa kemampuan mengoptimalisasi website mereka sudah bisa dikatakan mereka 'berbakat' :)

Tapi kemampuan SEO saja ngga cukup, harus ada value lain agar bisa dilirik oleh mereka yang tidak hanya sekedar membutuhkan jasa seo, ini internet marketing men... perlu adanya ide dan strategi yang membuat sebuah brand selangkah  di depan dibanding kompetitor nya ;) Online business is business as usual dude! :D

Anyway, malam ini (Minggu 30 Maret 2014)  saya diajak seorang Pakar SEO Indonesia bernama Bramantya Farid yang pernah menjuarai kontes SEO tingkat dunia untuk webinar pada pukul 20.00 WIB yang ingin mengetahui proses belajar seo ala saya bisa ikutan nimbrung di http://webinarjam.net/webinar/go/8199/38f0e2f81e saya mengundang Admin Kompasiana dan teman-teman Kompasianer yaaa sambil belajar seo dan belajar bisnis online gratis ;) iA bisa berkelanjutan membuat webinar internet marketing gratis untuk mencerdaskan bangsa juga kan :)

Terimakasih Kompasiana yang sudah menyediakan wadah bermanfaat, sekiranya makin banyak Kompasianer yang tergerak hatinya untuk memperbaiki diri agar tidak lagi menggunakan, mengupload gambar-gambar yang tujuannya hanya untuk menertawakan orang lain yaa ;)

Dan mulailah kita mengembangkan kemampuan kita, jangan bangga karena punya banyak kesamaan, harus punya sesuatu yang membuat kita punya nilai lebih dibanding yang lain! Jangan bangga kalo cuma jadi follower!  :)
Cheers,

Jengliz

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun