Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... lainnya -

warga negara indonesia biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Letusan Eksplosif Merapi 2010

26 September 2011   05:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:36 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu, 31 Oktober 2010 tepat pukul 15.20Wib akhirnya letusan eksplosif pertama merapi terjadi juga (4 hari sebelum letusan utama) setelah selama satu minggu terus mengeluarkan awan panas (pyroclastic flow). What a great day!. Entah memang suatu kebetulan atau impian yang jadi kenyataan ketika saya akhirnya diperkenankan melihat secara langsung letusan vertikal yang sudah 19 tahun tidak terjadi (terakhir merapi meletus eksplosif tahun 1994). Minggu, 08.00 WIB Bersama pak dadi kami berangkat menuju ground zero gunung merapi. Saya memutuskan untuk menuju kaliadem terlebih dahulu untuk mengambil data hasil aliran awan panas yang menewaskan Mbah Maridjan, cs. Tidak mudah untuk bisa menuju kesana, bahkan sangat sulit karena pengamanan berlapis (TNI, Polri dan warga). 09.15 WIB Barikade pertama (TNI) dengan mudah bisa kami tembus, selanjutnya barikade kedua (desa kopeng-kalikuning) dijaga oleh Polisi dan kami pun bisa menembusnya setelah memberi tahu alasan kami menuju ground zero. Barikade terakhir adalah di desa kaliadem yang dijaga oleh warga setempat. Cukup sulit untuk bisa menembusnya karena sejak seminggu sebelumnya mereka sudah antipati kepada setiap pendatang dari luar. Setelah ngobrol maksud kedatangan kami akhirnya kami diijinkan masuk area terlarang (ring I) gunung merapi & berhasil mendata, memetakan dan melihat secara langsung kehancuran yang sangat parah di area kaliadem. 10.45 WIB Kaligendol yang sebelum terjadi awan panas adalah jurang yang sangat dalam, sekarang kedalamannya hanya tinggal sekitar 50meter saja! Bisa dibayangkan berapa material yang diperlukan untuk mendangkalkan sebuah ngarai sedalam 200meter sepanjang 3km!.

11.26 WIB Setelah selesai dari Kaliadem, kami bergerak menuju barak pengungsian di kepuharjo dan sangat senang melihat barak pengungsi yang sudah permanen + infrastuktur yang lengkap. Ditambah dengan MCK yang sangat bersih menjadikan SOP mitigasi merapi saya kira adalah salah satu yang terbaik di dunia! (dan memang demikian, saat ini SOP merapi sudah dijadikan standar mitigasi oleh PBB).

Hujan sempat turun deras siang ini. Lewat tengah hari, kami bergerak menuju kaliurang untuk selanjutnya menuju pos PPGA merapi. Kembali rintangan menghadang... kali ini hanya ada satu barikade yang menjaga area kaliurang. Barikade itu adalah warga!. Sempat kami diusir oleh beberapa pemuda karena kami bukan warga disana. Kembali teknik2 diplomasi persuasif kami lancarkan.... setelah mereka cukup terdesak dan setelah mengetahui tujuan kami terakhir kami berbincang2 ke Linmas untuk menjelaskan teknisnya. Tidak lama kami pun diijinkan masuk ke kota mati (kaliurang) dengan senyuman2 bercita rasa intimidasi.

13.10 WIB Tiba di area kaliurang sangat mencekam.... kaliurang benar2 kota mati! Ratusan vila, warung dan rumah2 penduduk sepi ditinggal mengungsi. Pemandangan sangat menyedihkan. Semua bangunan disana terlihat putih tertutup debu vulkanik sisa awan panas beberapa hari lalu. Tidak lama kami di kota mati itu, lalu kami bergegas menuju Pos Pengamatan Gunung Api Kaliurang (+807, 5,7km). Tiba disana disambut oleh Pak pri yang memang sudah tidak asing lagi bagi saya. Selain Pak pri ada juga pak azis (PVMBG Bandung) yang saya kira sedang ditugaskan secara khusus untuk merapi.

14.10 WIB Setelah silaturahmi bersama team PPGA, team Orari Kaltim, dan rekan2 BMKG kami melanjutkan mendokumentasikan area sekitar PPGA dan fokus melihat pergerakan seismograf. Kami sedang bersantai ngobrol dengan team PPGA ketika tiba2 jarum seismograf bergerak liar dan hampir overspill. Komputer pun dinyakan untuk memastika jenis gempa ini. Kami sempat berpendapat bahwa itu adalah gempa tektonik dengan yogya sebagai episentrumnya. Tetapi ketika ekor gelombang di seismograf terlihat konstan mengecil barulah kami sadar bahwa ini adalah gempa vulkanik merapi! (jika gempa tektonik, maka ekor seismograf nya lurus).

Bersamaan dengan overspill di seismograf saat itu pula munculah awan panas dari puncak (kubah 2010). Awan panas pertama ini relatif kuat tetapi daya jangkaunya tidaklah jauh, hanya sekitar 3km dan berhenti di bukit kendil. Kamera pun langsung on & capturing jalur luncuran awan panas yang ternyata meluncur deras menyapu wilayah kaliadem & kaligendol (tempat yang 3 jam sebelumnya kami datangi!).

15.19 WIB Kami sedang asik ngobrol tentang hujan deras yang terjadi di puncak yang mengakibatkan kubah tidak stabil dan longsor menjadi awan panas tadi dan standby di di frekuensi khusus PPGA (16.xxx) dan frekuensi umum 14.907Mhz. Tiba tiba.............. jarum seismograf bergerak sangat cepat, lebih hebat dari sebelumnya. Terus overspill hampir keluar dari drum scan seismograf!!!! Saat itu yang terjadi di pos PPGA adalah kepanikan tingkat tinggi! Semua yang ada di depan seismograf saat itu hanya terbelalak melihat gerakan jarum yang sangat kencang. Akhirnya semua terjawab sudah..... 5 detik setelah jarum overspill kami semua melihat ke puncak merapi & BANG!!!! sebuah letusan eksplosif vertikal dengan ketinggian column 3000 meter berdiri tegak dihadapan kami!. Dalam hati saya berkata... "inilah akhir hidupku!" Saat itu kami adalah team yang berada paling tinggi (5km) dari puncak dan pasti kena luncuran material letusan dengan suhu 800derajat & kecepatan luncuran 300km/jam!.

Letusan besar akhirnya terjadi! Merapi memang menunggu kehadiranku (pikirku saat itu). Saat itu hanya ada satu kata.... LARI KE SELATAN SECEPAT MUNGKIN!!! Saya selamatkan kamera & kabur secepat yang saya mampu. Baru sadar setelah tiba di pakem bahwa ternyata saya lupa memakai alas kaki (nyeker)! Dan menjadi lelucon pak dadi saat itu. Hehehe.... Untunglah saat letusan besar (sebenarnya) ini arah angin sedikit ke tenggara dan kami pun (8 orang + team PPGA) berhasil selamat. Malam harinya saya kembali ke pos PPGA untuk mengambil beberapa peralatan yang tertinggal disana. Dan disana pun ramai dengan komedi2 saat kepanikan terjadi. 20.04 WIB Ketika saya akan kembali ke barak pengungsi, datang pak amri (kapolres sleman) yang datang langsung mengecek keadaan pos PPGA. Ngobrol semi formal dan tiba2 datang pak sukyar (Direktur Badan Geologi Indonesia) yang juga sengaja datang untuk meminta informasi update letusan eksplosif siang tadi dari petugas PPGA sebagai data referensi untuk di share ke masyarakat nantinya. 20.30 WIB saya pun pamit untuk kembali ke yogya, istirahat, menulis catatan ini lalu  dan kembali ke jakarta esok harinya.... salam. catatan: kredit foto (dadi wiryawan & saya sendiri) untuk video detik2 letusan eksplosif merapi (31/10) bisa dilihat di link dibawah ini: http://www.youtube.com/watch?v=qkMDx0wIWe0

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun