Mohon tunggu...
Andriana Onyok
Andriana Onyok Mohon Tunggu... Pegawai swasta -

Pegawai Toserba

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kerokan, Terapi Masuk Angin saat Shift Malam

26 November 2017   20:27 Diperbarui: 26 November 2017   20:29 2900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masuk Angin, penyakit ini adalah hal yang paling sering kualami semenjak saya bekerja di sebuah perusahaan yang tak pernah membuang waktu 24 jam dalam satu hari tanpa menghasilkan income dan profit.

Sistem kerja yang terbagi menjadi tiga shift, yaitu pagi, sore, dan malam. Untuk shift pagi dimulai jam 07.00-15.00, untuk shift sore dimulai jam 15.00-22.00, dan shift malam dimulai jam 22.00-07.00, terkadang dengan overtime yang  tidak bisa diprediksi.

Slideplayer.com
Slideplayer.com
Tentu saja saja hal dampak dari kerja shift-shit-an, yang paling utama adalah pola tidur kita jadi berubah, daya tahan tubuh jadi menurun karena kurang istirahat, makan jadi sembarangan, waktu berkumpul keluarga jadi berkurang.

Satu hal yang terpenting dari kerja shift-shit-an adalah kita harus senantiasa sehat dan bahagia. Be a healthy and and happy.  Selama ini saya yakin ini adalah cara "bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian" hal yang tidak akan berlangsung lama.

Bagi saya inti dari semua pengalaman ini adalah bahwa didalam bekerja kita harus tetap belajar walaupun seberapa besar rintangan yang ada di depan kita. Semua itu adalah masa untuk membentuk pikiran kita untuk menjadi seorang pemimpin nanti.

Dan memang masuk angin termasuk gangguan kesehatan yang paling banyak dan sering dijumpai dalam kerja shift-shit-an, kita seringkali tak menduga bahwa demam ringan, kembung, mual rasa ingin muntah, pening yang menimbulkan rasa nyut...nyut...nyuttan, meski sepintas sepele dan ringan, tak bisa dipungkiri pengaruhnya besar terhadap aktivitas pekerjaan kita sehari-hari.

Pengalaman dulu saat masih di Sekolah Pendidikan Kejuruan. Ternyata  ada beberapa guru pula yang suka dengan tradisi Kerokan. Salah satunya guru olahraga di sekolah kami yang demikian pula keranjingan akan "Kerokan".  

Alih-alih meminum obat ternyata yang dilakukannya adalah "Kerokan". Waktu itu penulis terkadang mampir ke ruang UKS sekolah jadi tau banget dong. Hehehe...., termasuk guru ngaji, juga Linmas di tempat penulis tinggal saat ini.

Ada beberapa cara untuk mengatasi gangguan masuk angin ini, Salah satu diantaranya adalah dengan "Kerokan". Meski dunia medis sudah canggih, namun kebiasaan kerokan ternyata masih bisa dinikmati dari berbagai golongan dan strata sosial.

Terapi ini digemari, karena rasanya yang manjur dan murah tentunya untuk sebuah penyembuhan penyakit, contohnya masuk angin. Bahkan, banyak orang sangat percaya pada khasiat kerokan hingga baru akan merasa sembuh jika telah dikerok, termasuk saya sendiri.

"Karena kalau belum dikerok, rasanya ada yang kurang, badan dan kepala terasa berat, bawaannya pengin berbaring melulu, gak semangat kerja. Alhamdulillah, kalau sudah dikerok, keliyengan juga hilang dan badan jadi enteng" itu sihkata saya. Kata kamu gimana..?

Ini Punggungku, sehabis Kerokan (dok.Pri)
Ini Punggungku, sehabis Kerokan (dok.Pri)
Meski efektif dan murah meriah, pengobatan ini juga masih menarik pro dan kontra dari beberapa lapisan masyarakat tertentu dan kalangan dokter. Ada yang mengatakan bahwa kerokan dapat merusak jaringan kulit karena menggesekan benda logam, koin atau alat bantu kerokan lainnya.

Meski begitu kerokan ternyata telah mendapatkan uji coba dari beberapa ahli kesehatan, Salah satunya adalah Seorang guru besar dari fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Solo Prof Didik Gunawan Tamtomo yang meneliti mengenai manfaat kerokan yang dilakukannya sepanjang 2003-3005. Prof Didik mengatakan bahwa kerokan adalah kearifan lokal. Beliau menjelaskan bahwa kerokan tidaklah berbahaya bagi tubuh.

Memang kerokan mengakibatkan warna merah pada kulit dan melebarnya pada pori-pori kulit. Hal ini disebabkan inflamasi pada permukaan kulit dan akan membuat daerah yang dikerok mengalami peradangan. Sehingga pembuluh darah terbuka dan aliran darah menjadi lancar, karena lebih banyak oksigen dan nutrisi yang tersedia untuk jaringan otot. Sehingga badan merasa segar kembali akibat banyak oksigen dan nutrisi yang masuk dalam tubuh dan memberi efek badan kembali fit segar dan sehat kembali.

Kerokan yang benar tidak akan menimbulkan rasa sakit apalagi melukai kulit. Menggunakan minyak yang berfungsi untuk meghangatkan serta melincinkan permukaan kulit saat pengobatan berlangsung. Untungnya di pasaran kini dijual "Balsem Lang"  yang dapat dibeli dengan bebas, dimana saja.

Balsem Lang, kandungan bahan alaminya ampuh usir masuk angin!
Balsem Lang, kandungan bahan alaminya ampuh usir masuk angin!
Ada pula kepercayaan bahwa koin juga berfungsi untuk menarik roh jahat yang membuat penderita sakit keluar dari badannya, karena roh jahat sering sekali dianggap tertarik dengan uang. Namun mitos ini tidak diketahui asal-usulnya.

Ah ada-ada saja yah...hehehe...

Sering sendawa, Sob? Wah, bisa jadi itu gejala masuk angin tuh. Eits, tapi jangan langsung minum obat ya! Coba deh olesin Balsem Langdi area leher dan punggung kamu, kandungan bahan alaminya ampuh usir masuk angin! Balsem Lang! Kandungan L-mentholnya bikin sel saraf dalam kepala kamu jadi lebih tenang dan lebih rileks lho!

Namun harus diingat pula walaupun kerokan dipercayai sebagai metode penyembuhan. Penderita tetap harus ke dokter untuk mengkonsultasikan kondisi ini dalam 3 hari, bila keadaan belum sembuh.

Selain kerokan juga harus dilakukan hal-hal pendukung lainnya sepertinya banyak minum jus jeruk dan tomat, mengkonsumsi makanan dan minuman hangat seperti wedang jahe, sup kaldu ayam segar yang ditambahkan sayuran serta istirahat secukupnya.

Diusahakan setelah kerokan ini badan harus benar-benar beristirahat agar efek yang dihasilkan juga akan berdampak lebih baik bagi tubuh sehingga akan mengembalikan tenaga serta membuat badan kembali sehat.

Salam....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun