Mohon tunggu...
Wurry Parluten
Wurry Parluten Mohon Tunggu... wiraswasta -

Nama lengkap saya Wurry Agus Parluten. Saya manusia Indonesia biasa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Where Is My President?

26 Agustus 2015   19:14 Diperbarui: 26 Agustus 2015   19:19 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

13 Februari 2015, ini adalah saat dimana kami berkumpul kembali. Yang dimaksud "kami" di sini adalah saya, Dwi Yulius Kaisal dan Julfitri Wazirul Akbar. Satu pertanyaan menarik seputar kumpul-kumpul ini, yaitu, kapan terakhir kami intens main bareng? Dalam catatan saya, kemungkinan pada saat membeli Gitar Nilon di tahun 2011. Setelah itu kami pun bubar dan berkelana dengan kehidupan masing-masing. Ada banyak cerita yang terlewat semenjak 4 tahun itu, dan uniknya, justru cerita-cerita itulah yang menjadi kekuatan dasar pada saat ide membuat film ini muncul. Serunya, kali ini kami nekad hendak membuat film panjang, satu hal yang rasanya tidak mungkin jika ditelaah secara logika. Tapi kalo nggak dibikin rasanya jadi kayak ada yang kurang "greng" dalam hidup ini. Maka di malam menjelang valentine itu kami bertekad untuk merealisasikannya, minimal satu kali seumur hidup. Itu yang terpatri di dalam hati kami.

 

Tanggal 13 Februari tersebut, saya baru selesai merekam kegiatan USG Gratis di Klinik Bidan Emmy Sumarni, kecamatan Gelumbang, kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Ide membuat film panjang belum menjadi yang utama lantaran saya harus menyelesaikan editing USG Gratis. Tujuan saya membuat video tentang kegiatan itu, sebagai ucapan terima kasih kepada ibu saya tercinta. Saya tidak punya apa-apa untuk membahagiakan dia, yang saya punya hanyalah skill membuat video. Dibantu sama Dwi Yulius Kaisal, kami berhasil menyelesaikan video yang bisa di-searching pada google dengan keyword "USG Gratis Indonesia". Jadi proses pencarian konsep untuk film kami belum maksimal, namun, kami rutin bertemu dalam rangka menggodok apa yang akan kami buat.

 

Satu hal yang berbeda dari saya di tahun 2015, yaitu, saya agak lambat dalam menulis sinopsis. Berbeda dengan tahun 2008-2009 dimana kecepatan saya membuat sinopsis luar biasa. Bahkan pada waktu itu saya punya statement untuk diri sendiri, "menulis sinopsis satu hari satu". 2015 memang berbeda, kurang-lebih satu bulan buat saya untuk menyelesaikan sinopsis, yang menghasilkan judul film panjang "Where is My President?". Lumayan, paling-tidak kami berhasil membuat basic cerita yang akan dipakai dalam proses produksi. Butuh waktu kurang-lebih satu bulan untuk menyelesaikan sinopsis yang memakai judul "Where is My President?". Dimulai dari 13 Februari hingga 14 Maret 2015.

 

Kesimpulan... Buat saya, ketika sinopsis sudah ada berarti rencana bikin film sudah maju selangkah. Nggak sekedar diawang-awang dan berkesan kebanyakan mengkhayal.

 

(Gelumbang, 25-26 Agustus 2015)

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun