Mendengar istilah ini, kesannya memang wah banget, tapi sebenarnya ini adalah konsep yang akan dipakai untuk pembangunan jalan tol Sumatera. Yang jadi pertanyaan, sebenarnya apa itu HGH?
Kalau mengecek di google terjemahan, maka akan ada tiga kata yang menjadi bahan. Antara lain kata high, kurang lebih artinya tinggi, mahal, dsb. Lalu Grade, artinya kelas, dsb. Kemudian Highway, artinya jalan raya. Jadi menurut ejaan yang disempurnakan ala gweh, artinya kira-kira Jalan Raya Yang Berkelas. Kasarnya, jalan tol Sumatera yang akan dibangun itu adalah tipe jalan tol yang berkelas.
Lalu saya mengecek wikipedia, sebagai pencarian standar kalau kita ingin tahu mengenai istilah. Ternyata di sana ada pembahasan tentang Sistem Jalan Raya di Berbagai Negara. HGH yang sedang disiapkan oleh pemerintah ini ternyata belum ada di wikipedia. Bahkan yang muncul link mengenai Jalan Tol Trans Pulau Jawa, artinya, isu tentang pembangunan jalan tol selain pulau Jawa masih belum nyata (kesannya). Padahal kalau kita mengecek wikipedia Indonesia, sudah muncul mengenai pembangunan jalan tol lintas sumatera.
Sekarang kita akan mengecek populasi masyarakat Indonesia, berdasarkan 5 pulau besar, antara lain:
Jawa 138.000.000 (2011)
Sumatera 50.365.538 (2010)
Sulawesi 17.400.000 jiwa (2010)
Kalimantan 13.787.831 (2010)
Papua 3.593.803 (2010)
Di situ disimpulkan bahwa memang perkembangan penduduk Indonesia belum merata di 5 pulau besar. Semua masih berkumpul di Pulau Jawa, padahal Jawa bukanlah pulau terbesar di Indonesia. Ini membuktikan bahwa memang pembangunan jalan tol Sumatera sangat dibutuhkan. Paling tidak generasi penerus di Sumatera tidak akan urbanisasi ke pulau Jawa.
Saya adalah putra dari sebuah desa bernama Gelumbang, yang jaraknya 58 km dari Palembang. Lulus SMP saya SMA di Magelang, karena waktu itu akan mengincar Akabri. Sekarang saya berfikir, seandainya di Sumatera ada cabang Akabri, mungkin kita tidak perlu jauh-jauh pergi ke pulau Jawa untuk menuntut ilmu.
Ketika saya tinggal di Magelang, saya menemui permasalahan yang sama. Banyak anak Magelang yang kuliah ke Jakarta, artinya Jakarta adalah tumpuan harapan. Memang kesannya kalo ada anak Jakarta yang dateng, kita yang tinggal di Magelang jadi mati gaya. Lalu saya berkuliah di Jakarta, bahkan setelah kuliah sempat memilih hidup di Jakarta. Meski akhirnya saya memilih pulang kampung karena alasan keluarga.
Berdasarkan sedikit cerita saya di atas, saya pun berkesimpulan. Bahwa memang pemerataan pembangunan di tiap pulau itu perlu, paling tidak mengurangi yang namanya arus urbanisasi. Saya juga heran, kenapa harus Jawa atau bahkan Jakarta terus yang dibangun, kenapa tidak pulau-pulau lain di Indonesia? Padahal sekian banyak dibangun, sekian banyak pula uang negara yang akan dihabiskan.
Logikanya begini, kalo yang dibangun hanya jalan tol di Jakarta saja, berarti pola pikir generasi muda di Indonesia akan tetap sama. Bahwa yang namanya sukses itu adalah sukses di Jakarta (menurut telaah saya, lho). Kasarnya kalo mau jadi artis sukses, ya harus ke Jakarta. Gampangnya begitu. Padahal Indonesia bukan hanya Jakarta, kan?
Saya tidak akan berpanjang-lebar, intinya, mari kita tanyakan kepada diri kita masing-masing, apa yang terjadi jika Jalan Tol Trans Sumatera terwujud? Lalu apa pengaruhnya terhadap semua masalah yang ada di Jakarta. Sekarang aja kalo liat tweet-tweet orang Jakarta, isinya ngeluh maceeet terus. Mau dibangun jalan tol tetap percuma, toh mobil akan tambah banyak lagi.
Mohon maaf kalo ada kata-kata yang salah, ini hanya pendapat saya. Anak kampung yang bermimpi besar. Semoga berguna!
Sumber:
Pembangunan Infrastruktur Darat Diusulkan Terapkan Konsep High Grade Highway
List of roads and highways of Java
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H