Mohon tunggu...
Bude Binda
Bude Binda Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Langkah kecil kita mengubah dunia. Berpuisi di Http://jendelakatatiti.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sihir Eyang Subur vs Adi Bing Slamet di Televisi Kita

4 April 2013   21:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:43 3464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Bude Binda

Sehabis sholat Maghrib saya suka menghidupkan layar televisi. Yang saya cari acara "Hitam Putih" di Trans7 yang dipandu Dedy Corbuizer. Karena kadang  bintang tamunya menarik dan menghibur. Kalau pas tak tertarik ya ganti ke TV berita Metro atau TVOne, masih kurang tertarik ya nonton TVRI. Namun tadi saya tak memindah  saluran karena ada Adi Bing Slamet di Hitam Putih.

Adi sedang laris jadi bintang tamu acara pertunjukan dan bincang-bincang (maksudnya talkshow). Perseteruannya yang panas dengan Eyang Subur rupanya menarik minat stasiun televisi untuk menghadirkan dia di acara bincang-bincang mereka atau di acara gosip artis (alias infotainment). Kalau acara yang belakangan itu saya nggak suka nonton.

Sempat lihat Adi sesaat di acaranya Soimah. Waktu itu saya belum terlalu paham, siapa yang dibuka-buka Adi Bing Slamet. Kata orang Jawa "entek amek kurang golek" maksudnya  semua kejelekannya disampaikan habis-habisan. Amarah Adi Bing Slamet tampaknya sudah memuncak. Seperti tadi di Hitam Putih dia mengaku  marah besar pada Subur.

Baiklah saya akan tulis saja hal-hal penting dari acara tadi.

1. Adi Bing Slamet diajak teman ke rumah Eyang Subur.

2. Dia akhirnya sering ke sana untuk mencari figur orang tua/panutan (ortunya sudah meninggal).

3. Setelah 17 tahun menjadi "murid/pengikut" Eyang Subur Adi mulai merasa ada hal-hal yang tidak beres.

4. Adi keluar dari komunitas Eyang Subur dan menyampaikan ke media tentang perbuatan dukun Subur yang dia anggap menyimpang dan merugikan pengikutnya.

Dari paparan Adi menjawab pertanyaan pembaca acara,  saya punya pandangan tentang dia. Adi pemberani dan bernyali besar. Dia dengan gagah berani membeberkan  apa-apa perbuatan Eyang Subur dan rekan-rekan artis yang menjadi murid atau pengikutnya atau kliennya. Tak hanya menyampaikan saja, Adi juga terkesan menantang Eyang Subur mau pun teman-teman artis/pesohor yang  membela Eyang Subur. Mengapa dia saya sebut berani? Dengan tampilnya dia di banyak stasiun televisi tentu akan menyebabkan perlawanan atau pembelaan diri dari pihak yang merasa dirugikan oleh ucapan Adi. Sudah ada jawaban-jawaban dari rekan artis seperti Gogon, Unang, Tesi Kabul, dan Sigit Subangun.

Adi  bak sedang memukul genderang perang dengan mereka.

Adi juga tak malu mengakui bahwa dia memang sempat tersesat mengikuti segala perintah eyang Subur yang sebenarnya menurut Adi ternyata bertentangan dengan agama Islam.

Nah media ternyata memperlakukan perseteruan panas itu dengan perayaan yang gegap gempita. Berita heboh para pesohor apa lagi yang bernuansa permusuhan sangat disukai penonton televisi. Artinya tayangan tentang Adi vs Subur  akan banyak mendatangkan iklan.

Sebelum kasus perseteruan ini mencuat, Raffi Ahmad yang ditangkap BNN menjadi santapan empuk media. Tiada hari tanpa berita Raffi Ahmad. Di kala berita Raffi mendingin, datanglah berita panas Adi dan Eyang Subur ini. Televisi segera menangkap peluang ini.

Masih ingatkah kita dengan perseteruan Kiki Fatmala dan ibundanya yang juga tak kalah dengan sinetron laris. Apa lagi ibunda Kiki Fatmala selalu berapi-api saat menjelek-jelekkan anaknya sendiri. Saya waktu itu termasuk penikmat "sinetron kisah nyata" yang hampir tiap hari muncul tanpa jeda. Dari pada nonton sinetron yang kadang membosankan, rasanya lebih asyik melihat permusuhan ibu anak yang super panas ini.

Belum lama media juga digoyang dengan cakar-cakarannya Dewi Persik dan Julia Perez. Adegan film yang keblabasan menjadi perkelahian itu ramai diberitakan di acara gosip, dan berujung dengan dipenjaranya Julia Perez. Siapa yang diuntungkan? Sebenarnya ketiga-tiganya: stasiun televisi, produser film karena filmnya ditonton orang yang penasaran, dan kedua artis sensasional ini makin diberitakan sensasinya makin populer mereka.

Masih banyak permusuhan ataupun berita negatif yang penuh sensasi menjadi santapan lezat televisi dan media lain yang gemar menulis tingkah polah pekerja hiburan yang memang juga senang diberitakan. Apalah artinya pesohor tanpa media. Mereka mendapat penghasilan karena ketenaran, dan medialah yang akan melambungkan ketenaran mereka.

Sementara penonton televisi dan penikmat media lain juga selalu haus dengan gosip mau pun segala tingkah laku pesohor atau selebritis yang dengan sayiknya mereka santap, kunyah dan kemudian menjadi bahan perbincangan dengan teman-teman, di arisan, di kantor, di rumah.  Sungguh simbiosis yang pas, penonton butuh informasi, media memberi informasi dan mereka akan mendapatkan penghasilan, artis yang diinformasikan akan bertambah kepopulerannya yang artinya membuatnya banyak mendapat pekerjaan.

Itulah fenomena di dunia hiburan kita, dunia yang saya dan Anda nikmati sebagai selingan di antara pahitnya berita korupsi dan tentara yang demi jiwa korsa semena-mena menembak tahanan di lapas Cebongan. Salam.

Bude Binda

Banjarnegara, Kamis 4 April 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun