Mohon tunggu...
Bude Binda
Bude Binda Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Langkah kecil kita mengubah dunia. Berpuisi di Http://jendelakatatiti.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Temanggung Magelang Kota Indah, Bersih, dan Menawan

19 Desember 2012   12:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:22 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Bude Binda

Hari ini saya melakukan perjalanan bermobil ke Magelang. Tujuan untuk menjemput ponakan kembar yang akan berlibur di rumah nenek-kakeknya. Nah saya berangkat pukul 09.30 dari Banjarnegara.

Perjalanan melewati kota-kota yang indah dengan udara sejuk. Mulai dari Wonosobo, Kretek, Reco. Kemudian mendaki terus jalan yang naik dengan pemandangan sawah di kanan kiri. Gunung Sindoro di utata dan Sumbing di selatan. Keduanya cerah dihiasi awan putih.

Memasuki Kledung artinya masuk ke wilayah Temanggung. Di Kledung ini di kiri jalan  ada restoran Kledung Pass dan di kanan jalan atau sebelah selatan ada kedai kopi sentra kopi milik dinas perkebunan Temanggung (semoga tak salah) kerja sama dengan Asosiasi Petani Kopi Jawa Tengah. Saya kadang singgah kalau hari dingin berhujan. Menikmati kopi hangat bergula batu wah....bikin badan  hangat. Atau boleh juga teh yang nasgithel panas legi atau manis dan kenthel alias kental/pekat. Nikmat.

TEMANGGUNG

Perjalanan masih berlanjut dengan pemandangan yang terus saja indah. Sawah, kebun teh, jagung, dua gunung yang kian tampak dekat. Juga bunga-bunga bermekaran di pinggir jalan. Mawar merah, putih, merah jambu. Ada juga dahlia putih dan merah, juga bunga kana yang memamerkan mahkotanya.

Mulailah Parakan tampak di pelupuk mata. Parakan kota yang sibuk, padat, hiruk-pikuk. Jalan-jalannya sempit, trotoar dipenuhi pedagang. Jangan tanya pasarnya, pedagang meluber sampai ke jalan. Sampah juga bertebaran di tepi-tepinya. Dokar tampak berjajar-jajar menunggu penumpang. Di sisi lain inilah dinamika kota kecil dengan perdagangan yang ramai karena hasil bumi di daerah sekitarnya melimpah. Tembakau andalan komoditas di sini. Yang lain padi, jagung, dan teh.

Usai Parakan masih ada Bulu (saya lewat Bulu tidak lewat Kedu). Di  Bulu ada  gudang tembakau milik pabrik rokok besar. Tak heran kota kecamatan ini cukup menggeliat ekonominya. Di penghujung  Bulu tampaklah Kota Temanggung yang hijau.

Temanggung memang lain. Sebelum ada Adipura Temanggung telah menjadi kota terbersih di Jawa Tengah. Tampaknya kultur menjaga kebersihan dari masyarakatnya terpelihara sampai kini. Kota ini benar-benar bersih, rindang dengan pepohonan di tepi jalan, indah dengan taman-tamannya.  Kota juga tertata tidak semrawut.

Alun-alunnya pun rapi. Pedagang kaki lima diberi tempat di pinggir alun-alun.  Ada juga Masjid Agung Darussalam yang tengah direnovasi.

MAGELANG

Usai Temanggung masih ada Kranggan. Melewati Secang, kota di antara Magelang Semarang. Kota Secang merupakan  persimpangan jalur tengah memotong apakah akan ke arah utara (Semarang) atau selatan (Magelang-Yogyakarta).

Saya membelok ke selatan arah Magelang. Hanya sekitar 10 km dari Secang sampailah ke Magelang. Magelang punya ciri. Ada RSJ ( rumah sakit jiwa) yang cukup besar. RSJ ini luas, bangunannya antik dan megah peninggalan Belanda. Terletak di awal masuk kota dari arah utara. Delain RSJ Magelang memiliki AKBRI (Akademi  Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) eh sekarang berubah jadi Akademi Angkatan Darat. Akademi ini satu-satunya di Indonesia. Pak SBY alumni dari akademi ini. Juga Pak Wiranto mau pun capres dari Gerindra Prabowo. Gunung atau bukit Tidar yang konon pakunya pulau Jawa juga menjadi penanda Kota Magelang.

Magelang sekarang punya branding atau penamaan diri Magelang Kota Sejuta Bunga. Tampaknya julukan ini tepat juga. Sepanjang  jalan ada bunga yang menghias tepi-tepinya. Juga taman yang indah tertata di bekas rel kereta api.

Kota  ini tak kalah bersih dari Temanggung. Udaranya sejuk. Alun-alun tertata dan bahkan indah dengan ciri menara air milik PDAM di salah satu pojoknya. Banyak bangunan peninggalan Belanda yang terawat. Termasuk gedung yang ada di RINDAM Diponegoro.

Makanan khas Magelang tahu kupat. Yang terkenal ada di dekat alun-alun. Ada milik Pak Slamet mau pun warung-warung tahu kupat yang lain. Tahu kupat terdiri dari tahu goreng, ketupat iris, kol, taburan seledri dan bawang goreng kemudian disiram bumbu sambal kacang. Tak lupa ada kerupuk kanji warna-warni. Harganya terjangkau antara delapan ribu sampai sepuluh ribu rupiah. Rasanya segar, pedas, manis.

Selain tahu kupat ada juga gethuk trio yang telah tersohor. Gethuk ini terbuat dari ketela pohon atau singkong dengan diberi tiga warna. Rasanya manis dan lembut. Banyak dijual di toko oleh-oleh atau toko kue.

Nah tak terasa perjalananku telah sampai. Dari alun-alun terus ke pasar Cacaban, karena jalan menuju kampung sempit kulanjutkan dengan baik becak. Sampailah ke rumah adikku dan disambut dua ponakanku. Misi penjemputanku telah berhasil.

Perjalanan yang menyenangkan dengan panorama yang menawan.

Bude Binda

Banjarnegara, Rabu 19 Desember 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun