Oleh Bude Binda
Banggar DPR merenovasi ruang rapatnya dengan kursi seharga 24 juta rupiah. Satu kursi saja hingga renovasi satu ruang rapat memerlukan dana atau menggarong dana 20 milyar. Nah, di lain tempat andai ada uang seharga satu kursi banggar saja, akan bisa menambal kelas yang bocor.
Tadi pagi saya mengajar di kelas 8 B, jam pertama dan jam kedua. Masuk kelas sebagaimana biasa. Hari ini pelajarannya siswa maju ke depan kelas untuk membacakan berita yang mereka tulis sendiri. Nah saat pelajaran berlangsung sekitar 30 menit, hujan turun. Kelas pun menjadi dingin dan basah karena bocor. Anak-anak yang terkena tempias air hujan pun memindah bangkunya digeser ke arah yang tak bocor. Bocor karena atap asbes terbang dihempaskan angin dan belum sempat diperbaiki. Tiga hari yang lalu angin sangat besar melanda daerah ini. Banyak pohon tumbang, seng mau pun asbes atap kelas beterbangan.
Anak-anak pun tetap meanjutkan pelajaran walau menggigil karena bocornya atap kelas menyebabkan air hujan masuk. Air hujan membasahi lantai dan membawa dingin. Nah apakah kelas anggota DPR pernah bocor? Apakah mereka pernah merasakan kelas yang rusak hampir roboh?
Jika ya mengapa mereka sama sekali tak punya empati terhadap rakyat? Kelas yang bocor, rusak, jembatan yang runtuh dan masih terus dipakai karena belum diperbaiki. Nyawa rakyat seolah tak penting bagi mereka.
Bahkan anggaran DPR bertambah 337 milyar hingga menjadi 3 trilyun untuk tahun 2012. Entah berapa truk untuk mengangkut uang sebanyak itu. Yang jelas kenaikan anggaran sampai milyaran itu sangat tidak peka terhadap derita rakyat. Tak tahukah mereka bahwa jalan-jalan raya di seantero Indonesia rusak parah. Uang rakyat yang mestinya untuk kesejahteraan dan kemakmurna rakyat ternyata cukup diwakili oleh kemakmuran wakil rakyat di Senayan. Ironis!
BUDE BINDA
Banjarnegara, 31 Januari 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H