Reuni membuatku ingat lagi pada kisah cinta monyetku. Cinta ingusan kala kita masih belum bisa membuang ingus...he...he.
Hari Minggu pagi-pagi aku mandi dan dandan rapi, maklum ada undangan untuk reuni dan halal bihalal. Kupamit pada suami dan pergi dengan temanku Mbak Mis. Jalan kaki, naik angkot, jalan kaki lagi sebentar, sampailah di tempat acara. Serayu Adventure tempat yang asyik di pinggir sungai Serayu dengan taman rumput hijau yang luas menghampar indah.
Kami berjalan menuruni tangga dari batu kali. Dan mataku menatap si dia temanku SMP yang paling berkesan....Duh, jantungku masih dag dig dug, norak banget! Setelah dekat untuk menutupi grogiku ku berucap "Panitia nih gasik banget sudah di sini". "Iyalah, kalau nggak gasik nggak ada orang", ucapnya sambil erat menjabat tanganku. Karena masih grogi tanganku bergetar saat mengisi buku tamu....
Yan namanya nampak gagah dengan baju lengan panjang yang digulung di siku warna coklat bergaris, celana denim biru, dan sandal hitam. Pesonanya belum pudar justru kian matang.
Begitulah, teman-teman berdatangan, salaman, cium pipi untuk sesama perempuan. Kadang jerit pekik kegirangan karena lama tak jumpa. Acara demi acara berjalan ditingkah obrolan kami. Yan duduk di baris belangku hingga aku masih bisa mengajaknya ngobrol sambil meliriknya sekilas. Entahlah dia tampaknya juga berusaha tak jauh dariku dan mengikuti atau menimpali obrolanku dengan teman yang lain.
Saat sholat dhuhur aku berwudhu dan di tempat sholat sudah ada Yan yang siap mengimami, jadilah aku sholat dhuhur dengan imam Yan.
Teman-teman lain mulai pulang saat acara berakhir, namun aku masih mengikuti bincang-bincang panitia. Yan juga masih di sana. Aku masih bisa menatap wajahnya sepuasku. Selagi masih bisa. Masih menikmati debur jantungku, serasa kembali merengkuh bahagiaku dulu.
Walau saat usai, kami pulang bersalaman erat lagi, dan tiba kembali di rumah dengan kenyataan yang harus dihadapi, bahwa kami punya pasangan hidup masing-masing. Hanya sekadar mengenang masa lalu di masa kini, namun tetap hidup di jalurnya masing-masing. Terima kasih untuk keindahan sesaat namun manisnya masih terkecap....
Bude Binda
Banjarnegara, 19 Sepetember 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H