Mohon tunggu...
Bude Binda
Bude Binda Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Langkah kecil kita mengubah dunia. Berpuisi di Http://jendelakatatiti.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jumprit Pemandangan Indah, Kol dan Jambu Biji yang Murah

4 April 2011   15:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:07 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Usai beramah tamah,  bertukar kabar, kami pun pamit. Pukul 1 siang  kami pulang.

Di perjalanan pulang di Sukorejo lewatlah Pak tani  memikul  jambu biji yang baru dipanen. "Om Tejo, berhenti bisa nggak?". "Ya Mbak". Saya pun turun dari mobil menemui Pak Tani, "Pak jambunya boleh dibeli?" "Boleh Bu". "Kalau dibeli pedagang sekilonya  berapa Pak?". "Tiga ribu". "Sekilo isinya berapa Pak?" "Enam biji Bu". "Saya beli Pak". Saya ke mobil ambil tas plastik. Adik dan Mbak ikut turun membeli jambu. Saya hitung jambunya, "Enam Pak 3 ribu ya, enam lagi 6 ribu, emam 9 ribu, seribunya berapa Pak?". "Empat Bu". Pak tani masih menambahkan satu buah jambu. Di dompet kuambil uang sepuluh ribuan satu, ternyata ada seribuan 1 dan dua ribuan 1. Saya pun beli eman jambu lagi.

Tasnya penuh, sampai sobek atasnya, untung jambu tidak jatuh. Di mobil jambu kumasukkan ke tas plastik lain  yang lebih tebal. Jadilah saya punya oleh-oleh kol dan jambu biji yang langsung beli dari petani, murah meriah!

Pulangnya setelah Ngadirejo kami terus ke arah selatan ke Parakan. Di parakan berhenti membeli soto. Di warung soto saya ingat punya  teman yang rumahnya dekat pasar tempat kami membeli soto. Saya menelpon Mbak Tining  teman saya KKN saat kuliah di IKIP Yogyakarta.

Ternyata Mbak Ning ada di rumah sedang mengajar les muridnya. Dia mau ke warung soto. Saya pun menyantap soto pelan-pelan, sambil deg-degan menanti Mbak Tining, maklum kami jumpa terakhir tahun 1994!

Setiap orang dan sepeda motor lewat  kukira Mbak Ning, namun ternyata bukan. Setelah soto tinggal separuh, Mbak Ning datang berbaju hitam berbunga-bunga merah, dengan kerudung merah. Tubuhnya masih tinggi besar. "Mbak!"...Kami pun berpelukan, berciuman pipi kanan kiri. Tak cukup sekali kucium lagi pipi Mbak Ning. Rasanya tak percaya    selama ini hanya berkomunikasi lewat dunia maya di face book bisa jumpa di dunia nyata. Alhamdulillah!

Kami pun bertukar kabar, kukenalkan Mbak Tining pada keluarga suami. Karena sudah sore akhirnya saya berpamitan pada Mbak Ning, dengan harapan bisa jumpa lagi dan bahkan bisa reuni KKN di Wedomartani, Ngemplak Sleman.

Perjalanan yang berkesan.

Banjarnegara,  Senin 4 April 2011

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun