Di luar jendela rintik hujan berirama. Membangunkan ku dari lelap tidur siangku. Dingin masuk melalui kisi-kisi, bersama angin menyerbu ke kamar. Ah, ku harus segera bangkit dari ranjang kemalasanku. Bangun, mandi berwudu, menghadapNya di waktu Ashar.
Hujan masih menyanyikan lagu merdu. Tik....tik...tik...tak bosan berbunyi dalam irama sendu. Tak ada yang menandingi orkestra hujan. Indah bak pelangi di ujung langit senja. Titian bidadari dengan warna-warni .
Dalam hujan ku merenungi kesepian. Berbalut sunyi, sedikit sembilu luka hati. Entah kapan kan tersembuhkan. Hanya waktu yang kan menjawabnya.
Hujan masih mengajakku bercanda. Menyapa sang mentari yang hampir tenggelam ke peraduan. Basah pepohonan, daun, tanah.
Banjarnegara, Jumat 11 Maret 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H