Pagi-pagi di dapur. "Mah, masaknya sayur yang nggak usah beli ya?". "Oke, masak apa?". Tak lama kemudian datang lagi ke dapur sambil menenteng pepaya muda. "Masak oseng pepaya saja!". "Boleh, tapi dikupas dan diiris ya, aku nggak mau ngupas dan ngiris". "Ya!", jawab si pria pendek.
Aku masih sibuk memotong tahu sesuai rencanaku untuk dimasak sambal goreng . Tahu digoreng, bumbu dihaluskan , bawang merah diiris. Wajan kupasang di atas kompor, masukkan minyak, goreng bawang merah sampai gurih baunya . Masukkan bumbu halus, ebi, daun salam, masukkan tahu goreng. Aduk beri gula Jawa dan masukkan santan. Hmmm....sayur sambal goreng tahu menggoda lidah untuk dicicipi. Sementara kulirik di lantai depan Tivi suamiku masih asyik mengiris pepaya muda.
Kukupas bawang merah dan putih, cabe merah, cabe hijau, bawang bombay. Bawang bombay dan bawang merah kuiris tipis. Cabe hijau diiris melintang . Bawang putih dan sedikit bawang putih ditambah cabe merah dan cabe rawit diuleg di atas ulekan sampai halus.
Ternyata pepaya belum siap , mengiris pepaya muda memang butuh ketelatenan. Makanya aku mau saja masak oseng pepaya muda asal dikupaskan dan diiriskan, aku tinggal masak sih ayo saja.
Kumasak dulu sambal tomat dengan sedikit terasi. Baunya bikin lapar, pedas enak.
Sambil menanti pepaya selesai , kumasak pula tempe dan tahu bacem. Bumbu bacem bawang putih, bawang merah, ketumbar, garam, gula jawa/merah, asam merah, kecap, daun salam.
Aha...akhirnya selesai juga pepaya dikupas, irisan-irisan sebesar korek api itu dicuci dengan garam, sambil diremas-remas supaya lemas. Mas ternyata ikut masuk dapur. Dia yang memasang wajan  bersih di atas kompor, menyalakan api dan menuang minyak. Bawang merah dan bawang bombay ditumis, masukkan rese urang/udang rebon, bumbu halus, daun salam. Aduk, cabe hijau dituangkan ke dalam wajan, masukkan pepaya muda. Aduk-aduk tambah gula merah. Terakhir masukkan irisan daun bawang dan sedikit irisan cabe merah. Warna sayur oseng jadi menarik, kuning, merah, hijau.
Begitulah oseng pepaya muda yang dimasak berdua. "Cicipi, sudah enak belum?". Kata suami aku pun mencicipi, sudah enak sih. Kalau masak berdua kadang dan sering sambil bertengkar, suamiku selera asin maunya masakan ditambah garam sementara menurutku masakan perlu ditambah gula....ha...ha....beda selera.
"Enak, ditambah gula?". "Gula lagi gula lagi !'. "Ah nggak , ditambah garam juga boleh". Akhirnya oseng nggak ditambah bumbu lagi, sudah enak dan gurih kok.
Perut yang lapar membuatku berhenti masak, duduk di meja makan sarapan berdua dengan nasi hangat, oseng pepaya muda, sambal goreng tahu dan tempe bacem, tidak lupa sambal tomat. Yuk makan!
Banjarnegara, 5 Maret 2011