Berkah Merapi sudah tampak dari banyaknya pasir yang menggunung di pinggir sungai, di halaman rumah penduduk, di kebun dn ladang penduduk. Merapi memang membawa berkah di balik musibah. Kesuburan tanah setelah terkena abu vulkanik, pasir dan batu sebagai bahan bangunan.
Kami melihat dampak erupsi Merapi dengan penuh kagum, ngeri, dan membayangkan betapa dahsyahnya letusan itu hingga batu-batu sebesar kerbau pun bisa terlempar sampai sejauh itu. Betapa Maha Kuasa Allah SWT pemilik Merapi.
Setelah puas melihat-lihat sungai Gendol, adik masih mengajak untuk naik lebih ke atas lagi ke Dusun tempat Mbah Mrijan dimakamkan. Kami pun naik melewati jalan yang menanjak lebih dekat lagi ke arah Merapi. Cuaca yang cerah membuat pemandangan di kanan kiri jalan terlihat lebih indah, hijau.
Sampailah kami di Dusun Srunen Desa Galagahharjo Cangkringan. Di sini pohon-pohon meranggas semua, terkena awan panas. Yang masih hidup dan tampak subur menghijau sepanjang mata memandang hanyalah rumput gajah. Rupanya penduduk Srunen mayoritas peternak sapi perah mau pun sapi pedaging. Dari rumah mereka yang rata-rata bagus bertembok batako atau batu dan besar-besar pula rumahnya kami menyimpulkan penduduk Srunen sejahtera secara ekonomi. Nampak rumah yang rusak bervariasi ada yang parah ada yang hanya pecah kaca -kaca jendelanya.
Saya menyesal lupa tidak membawa kamera, tertinggal di rumah adik saya. Akhirnya kami berfoto-foto menggunakan kamera telepon genggam dan kamera adik saya.
Langit yang cerah, matahari bersinar dengan garang, membuat Merapi sangat jelas. Indah, gagah sekaligus menyimpan kekuatan yang dahsyat!
Piknik yang luar biasa, saya juga membayangkan seperti apa dahsyatnya suara letusan Merapi. Merapi yang gagah, Merapi yang telah membawa beratus korban dan beribu pengungsi, bahkan sampai hari ini masih ada yang tinggal di shelter. Semoga pengungsi Merapi dan penduduk yang terkena dampak erupsi Merapi segera bisa melakukan aktivitas seperti sedia kala. Pemerintah semoga bisa menyelesaikan PRnya yang masih sangat banyak terkait dengan Merapi ini. Semoga Yogyakarta tetap kondusif, ayem tentrem kerta raharja, bersatu padu membangun Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai bagian dari NKRI.
Kami pulang membawa beribu kesan dari Merapi.
Banjarnegara, 1 Januari 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H