Saat saya mengajar di kelas 9 A dengan topik musikalisasi puisi, anak-anak saya bagi dalam beberapa kelompok. Kelompok Maharani menulis puisi tentang cinta , saya komentari "Lho kok puisi cinta?" . Maharani menjawab " Jatuh cinta boleh kan Bu?". Wah sempat bingung jawabnya, akhirnya kujawab" Boleh kalau di kelas saja dan untuk memotivasi biar lebih rajin belajar , kalau di luar sekolah tidak boleh".
Rupanya Maharani si pintar itu sedang jatuh cinta. Saya pun jadi tahu siapa yang ditaksirnya karena saat Maharani dengan kelompoknya tampil di depan kelas mementaskan musikalisasi puisinya, dia menatap Mono dengan pandangan penuh arti. Mono pun menatap malu-malu Maharani yang ada di depan kelas. Wah....
Begitulah tiap masuk kelas akhirnya aku jadi memperhatikan dua makhluk yang sedang dilanda cinta ini. Ya mau bagaimana lagi mereka sudah memasuki pubertas, dan itu hal yang wajar jika anak-anak seusia mereka antara 14,15 sampai 16 tahun sudah mulai memperhatikan dan menyukai lawan jenis.
Yang dapat kulakukan memberi nasehat dan motivasi agar mereka bergaul dengan sehat dan tidak sampai terjerumus pergaulan bebas apa lagi seks bebas. Apa lagi Maret 2010 mereka sudah akan menghadapi Ujian Nasional.
Harapan untuk mendapat hasil terbaik dan prestasi bagus selalu kutanamkan pada anak-anak. Selama ini Maharani punya prestasi yang bagus. Terutama pelajaran Matematika. Harapan kami jatuh cintanya Maharani dan Mono tidak mengganggu belajarnya. Mono juga prestasi belajarnya lumayan, tidak mengecewakan.
Banjarnegara, 20 November 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H