Pada beberapa hari ini kami alumni IKIP Yogyakarta FPBS jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 1988 saling berkirim kabar di face book berbagi cerita Merapi. Namun terhenyak juga saat ada yang menanyakan kabar Herujita Handaka yang tinggal di lereng Merapi Magelang. Mahmudah yang pertama menanyakan kabar Heru. Jawabannya pada hari Kamis 4 November Rifai teman kami yang menjadi guru di Banten menerima SMS dari Heru yang isinya dia dan tetangga-tetangganya mengungsi di SMPN 2 Muntilan sejumlah 115 orang dan masih belum dapat bantuan.
Teman yang jadi dosen di UNY Tadkiroatun segera terketuk hatinya bersama-sama dengan dosen lain hari Jumat mencari tempat pengungsian Heru di Muntilan, namun Muntilan seperti kota mati. Rumah kosong ditinggalkan penghuninya, pohon-pohon meranggas dan gelap karena awan serta abu. Pencarian Tadkir tak berhasil bahkan saat menghubungi HP Heru karena sudah Maghrib Heru menyarankan Tadkir dan rombongannya untuk pulang saja. Hari Sabtu giliran Wicak yang mengajar di MTs N Bantul dan tinggal di Bantul mencari Heru, sama seperti Tadkir Wicak tidka berhasil menemukan SMP N 2 Muntilan dan pulang dengan tak jumpa Heru. Kami pun mulai bingung, sementara akhirnya kami tahu nomor rekening Heru di bank Mandiri namun karena hari Sabtu bank tutup.
Teman-teman mencoba menggalang dana, lewat murid-murid di sekolah masing-masing, di desa dengan memberdayakan Karang taruna seperti yang dilakukan Arif Kusdarminto dan Supardi di Ngawi.
Lebih miris lagi saat tadi malam kami kembali dapat kabar rumah Heru luluh lantak diterjang awan panas, Ya Allah semoga Heru dan keluarganya diberi ketabahan dan kekuatan iman.Amin.
Hari ini Wicak kembali akan mencari SMPN 2 Muntilan tempat Heru keluarga dan tetangganya mengungsi. Sementara tadi saya di acara kegiatan MGMP Bahasa Indoensia program BERMUTU menyampaikan tentang derita Heru ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP di kabupaten Magelang dan mendapat respon yang baik dari teman-teman peserta MGMP yang ada 14 orang. Dana yang spontan terkumpul tadi kutransfer ke rekening Heru di bank Mandiri. Semoga walau sedikit dapat mengurangi beban Heru dan keluarganya.
Demikianlah temanku Heru yang ternyata rumahnya diterjang wedhus gembel, sedih sekali rasanya kami teman-teman kuliahnya yang dulu biasa bersama-sama belajar dna bercanda. Saya bahkan masih ingat saat semester 9 ada 2 mata kuliah yang kuulang yang sama persis dengan Heru . Jam pertama kuliah di gedung FPBS baru dan selanjutnya kuliah di gedung FPBS lama yang jaraknya lumayan jauh. Heru selalu mempersilakan aku untuk membonceng vespanya. Yang berkesan seturun dari boncengan Vespa Heru betisku atau rokku selalu hitam kena oli vespanya Heru. Walau demikian ku selalu berterima kasih padanya sudah memberiku tumpangan selama satu semester, sampai kami sama-sama lulus dari dua mata kuliah tersebut.
Semoga kami tetap solid dalam membantu Heru baik moril mau pun materiil.
Banjarnegara, 8 November 2010 untuk Herujita dari teman-teman Bahterasia' 88.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H