Kata yang singkat berisi empat hurup, terkadang menjadi sebuah penutup dari kesalahan, walau kata maaf adalah kata yang singkat, menjadi sebuah pertanda dari niat baik, terlepas tulus atau tidak tulusnya permohonan maaf disampaikan, maaf menurut wiktionary.org :
maaf
-pembebasan seseorang dari hukuman (tuntutan, denda, dsb.) karena suatu kesalahan; ampun:
Minta maaf
-ungkapan permintaan ampun atau penyesalan:
maaf, saya datang terlambat
-ungkapan permintaan izin untuk melakukan sesuatu:
maaf, bolehkah saya bertanya
Maaf sering juga menjadi buah simalakama untuk orang yang menerimanya, islam melarang manusia untuk berburuk sangka :
Allah Ta’ala berfirman.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-car kesalahan orang lain” [Al-Hujurat : 12]
untuk itu ketika kata maaf sudah disampaikan, menjadi kewajiban umat islam untuk menerimanya, dengan ketulusan hati, riwayat :
(Dari kitab an-Nawadir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qulyubi Hal. 57)
Suatu kali Iblis mendatangi Fir’aun dan berkata:
“Apakah kau mengenaliku?”
“Ya,” sahut Fir’aun.
“Kau telah mengalahkanku dalam satu hal.” Kata Iblis.
“Apa itu?” Tanya Fir’aun penasaran.
“Kelancanganmu mengaku sebagai tuhan. Sungguh, aku lebih tua darimu, juga lebih berpengetahuan dan lebih kuat ketimbang dirimu. Tapi aku tidak berani melakukannya.” Iblis menjawab.
“Kau benar. Tapi aku akan bertobat,” kata Fira’un.
“Jangan buru-buru begitu, penduduk Mesir sudah menerimamu sebagai tuhan. Jika kau bertobat, mereka akan meninggalkanmu, merangkul musuh-musuhmu, dan menghancurkan kekuasaanmu, hingga kau tesungkur dalam kehinaan.” Bujuk Iblis.
“Kau benar,” Jawab Fir’aun, “Tapi, apakah kau tahu siapa penghuni muka bumi ini yang lebih buruk dari kita berdua?”
Kata Iblis, “Ya. Orang yang tidak mau menerima permintaan maaf orang lain. Ia lebih buruk dariku dan darimu.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H