Sebuah kisah dan pengalaman yang ingin ditulis..
Untuk kesekian kalinya saya menggunakan jasa penerbangan Lion baik urusan pekerjaan maupun kadang untuk urusan pribadi. Singkat cerita tanggal 22 Oktober 2014 karena ada tugas ke Kalimantan Selantan, seperti biasanya jasa penerbangan Lion lah yang sering dipakai. Dengan salah satu alasan banyak jam pilihan untuk berangkat dari Cengkareng ke Banjarmasin.
iki boardingpass ku
Pesawat yang seharusnya secara teoritis berangkat pukul 11:20 WIB dan tiba di Banjarmasin pukul 14:05 WITA, ternyata mengalami penundaan kurang lebih 70 menit. Dari sini saya sudah merasakan gelagat adanya ketidaknyaman nanti saat akan mulai masuk ke peswat.
Memakai jasa penerbangan jarak pendek, yang kurang dari dua jam waktu tempuh apapun maskapainya sebenarnya bagi saya tidak begitu masalah, asal bisa mendapatkan pelayanan on time, nyaman dan aman walaupun tanpa ada gimick-gimick snack, segelas aiar mineral ataupun kembang gula sekalipun. Untuk maskapai Lion, hal yang saya sebutkan tersebut makin kesini makin tak ada yang didapat. Bahkan saat adanya pengumuman penundaan 70 menit pemberian snack kepada calon penumpangpun tidak transparan, karena tidak diumumkan jika ada penumpang yang ingin mengambil jatah snack tersebut di counter lion di ruang tunggu dalam. Jadi ada yang dapat ada pula yang tidak. Tetapi bukan itu yang jadi masalahnya. Yang jadi catatan dalam pikiran saya "oow beginakah cara memperlakukan penumpang yang mengalami penundaan keberangkatan?"
Akhirnya saat waktu boarding tiba saya bertiga dengan teman kerja harus berjalan menuju ke tempat bis penghantaran. Dan dalam benak saya pasti akan di bawa ke terminal yang cukup jauh dari terminal 1C, saya saat itu lewat terminal 1C. Dan setelah menaiki pesawat muncul lagi dugaan yang tidak menyenangkan. hawa yang kurang sejuk/dingin didalam pesawat.
Saya tidak tahu apakah untuk armada Lion Air saat penumpang masuk dan menempati tempat duduknya masing masing, sisitim pendingin tidak boleh dinyalakan? sehingga hawa terasa panas dalam ruang peswat. Ditambah lagi terlalu bertele-telenya persiapan untuk tinggal landas. Yang lucunya ada penghitungan jumlah penumpang dalam pesawat lagi oleh salah satu crewnya. Belum lagi pesawat tak segera bergerak dari posisi parkir meski pintu pesawat sudah ditutup.
Begitu pesawat bergerak menuju landasan pacu untuk siap tinggal landas ternyata pesawat berhenti dan sistim pendingin pun belum menyala. Bisa dibayangkan betapa panasnya saat itu udara dalam pesawat. Banyak penumpang yang mulai gelisah dan mengeluarkan suara protes. termasuk penulis sendiri yang waktu itu duduk di kursi 3F dekat dengan pramugari didepan. Ada satu jam lebih mulai dari penumpang masuk pesawat, duduk dan peswat tinggal landas sistim pendingin tidak dinyalakan. Dari pengumuman pramugari  atas ketidaknyamanan tsb mengatakan bahwa sisitim pendinginnya akan bekerja secara otomatis saat pesawat selesai tinggal landas. Pengalaman penulis dengan maskapai lain tidak seperti yang terjadi pada Lion Air. Begitu masuk pesawat hawa sejuk sudah terasa. Maka tak heran jika pernah terjadi penumpang Lion yang marah sampai membuka pintu darurat, karena penumpang dikurung terlalu lama dalam pesawat yang tidak segera terbang. Pengalaman seperti ini sudah dua kali penulis alami.
Lion Air yang saya sukai ....
Maskapai dan groupnya yang memiliki tujuan penerbangan di tanah air cukup banyak dan pilihan jam yang relatif banyak pula. Satu lagi kita bisa melakukan check in satu hari sebelum keberangkatan secara on line, sehingga kita bisa memilih tempat duduk dan tak perlu antri di counter check in saat berangkat, langsung bayar airport tax. Apa lagi kalau melihat semua loket/counter check in Lion di bandara Soekarno Hatta sudah kaya pasar, antrinya terlalu lama. Sehingga dengan adanya fasilitas check in on line ini sangat membantu. Walau maskapai lain juga ada cara check in on line seperti ini.
Lion Air yang saya benci.... karena seperti cerita tertulis di atas..