Mohon tunggu...
Yoga Brata
Yoga Brata Mohon Tunggu... lainnya -

I am looking for pedang kayu cendana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Petruk Dadi Guru (episode nonton wayang orang bersama Anies Baswedan)

30 November 2014   08:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:28 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang akhir tahun 2014 masih diberi kesempatan menonton wayang orang legendaris dari kota Solo yaitu wayang orang Sriwedari. Ini adalah kesempatan kedua berpentas di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Untuk tahun sebelumnya (2013) perkumpulan wayang orang Sriwedari ini sempat manggung di Gedung Kesenian Jakarta. Dengan formasi pemain dan pendukung acara yang hampir sama dengan tahun sebelumnya, patut diberi penghargaan dua jempol untuk pertunjukan ini. Luar biasa....

Setahu penulis judul yang betul adalah Petruk Dadi Ratu ( Petruk Menjadi Raja ), Kalaupun judul pementasan diganti dengan Petruk Dadi Guru ( Petruk Menjadi Guru) mungkin kelompok WO Sriwedari ini ingin menampilkan sebuah parodi dalam bentuk wayang orang. Tetapi setelah membaca sinopsisnya ternyata ada sebuah pesan yang disampaikan kepada kalayak, bahwa mengambil lakon Petruk Dadi Guru adalah sebagai cermin yang masih relevan didalam tatanan bernegara ini.

Cerita yang diambil "Petruk Dadi Ratu" sangat pas ditampilkan di minggu minggu ini, karena pada 25 November merupakan Hari Guru. Ini menunjukan bahwa para pecinta wayang telah memberikan penghargaan yang tinggi kepada guru yang telah memiliki peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, demikian seperti cuplikan yang diambil dari sambutan Pak Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Bapak Anies Baswedan.

Kehadiran beliau bersama keluarga tanpa protokoler dan jauh dari pencitraan memberikan suasana dalam gedung tetap seperti biasa. Penulis yang duduk dua baris di belakang beliau sedikit menyayangkan, karena Pak Anies, sebelum pertunjukan selesai sudah meninggalkan tempat. Mungkin ada panggilan tugas yang lebih penting walaupun malam Minggu. dan penulis juga melihat sang anak sudah mengantuk.

14172835531088338744
14172835531088338744

Mudah-mudahan walaupun pak Menteri tidak menonton sampai selesai, penulis berharap beliau sudah tahu maksud cerita yang dipentaskan. Karena pada akhir cerita tokoh sang Semar banyak memberikan wejangan-wejangan kepada para Dewa ( dalam hal pemimpim) dan rakyat jelata ( Petruk, Gareng, Bagong) janganlah merusak tatanan di alam semesta ini dan jangan suka "gege mongso". Meskipun cerita lakon wayang adalah cerita dari budaya masa lampau, akan tetapi pesan-pesannya masih pas dan relevan jika ditrapkan di jaman sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun